KOMPAS.com - Olahraga sangat dianjurkan bagi penderita diabetes maupun untuk mencegah diabetes. Namun tak semua jenis olahraga baik untuk dilakukan.
Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD- KEMD menyebut aerobik sebagai olahraga paling ideal bagi penderita diabetes.
"Jadi yang ideal dan dianjurkan untuk kita itu jalan kaki, aerobik, jogging," kata Suastika ditemui di Perpustakaan Nasional RI, Senin (1/7/2019).
Seperti diketahui, aerobik atau kardio adalah jenis aktivitas fisik untuk menguatkan jantung dan paru.
Bila otot jantung dan paru sama kuat, darah segar yang dipompa akan lebih banyak dan lebih cepat sehingga dapat mengalirkan lebih banyak oksigen ke dalam setiap sel otot. Ini memungkinkan tubuh untuk membakar cadangan lemak lebih banyak lagi. Contoh latihan kardio adalah jalan kaki, jogging, hingga berenang.
Baca juga: Dokter Bongkar Mitos Obat Diabetes Berbahaya bagi Ginjal
Bagi penderita diabetes, olahraga jenis ini disarankan untuk dilakukan 30 menit sehari atau 150 menit per minggu.
"Jadi paling tidak lima hari olahraga dalam seminggu," ujar Suastika.
Aktivitas aerobik tak mengharuskan penderita diabetes untuk meluangkan banyak waktu. Olahraga ini bisa dilakukan dalam pekerjaan sehari-hari seperti berangkat kerja dengan lebih banyak jalan kaki, atau membereskan rumah.
"Anak muda ini sekarang tidak seperti saya yang ngepel-nyapu. Jadi enggak gerak. Sebenarnya itu kan aktivitas fisik pekerjaan rumah yang ada maknanya," kata Suastika.
Sementara itu, Suastika tidak menganjurkan olahraga yang lebih berat, seperti lari cepat dan angkat beba, bagi mereka yang sudah menderita komplikasi akibat diabetes.
Baca juga: Aplikasi Diabetes Diluncurkan, Bantu Dokter dan Pasien Tingkatkan Pengetahuan
"Kalau bukan aerobik itu kurang baik. Memicu namanya oxidative stress (ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan) di dalam tubuh. Seperti lari cepat, itu tidak dianjurkan. Apalagi yang sudah komplikasi," ungkapnya.
Untuk angkat beban, kegiatan itu dikhawatirkan memperparah komplikasi diabetes. Sebab, Salah satu komplikasi yang kerap dialami adalah munculnya diabetic retinopathy (komplikasi diabetes pada retina), glaukoma dan gangguan pada retina pusat (macula) yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan.
"Karena dia akan ngeden (mengejan). Orang ngeden tuh bisa pecah, pendarahan matanya, buta mendadak apalagi kalau retinanya sudah rapuh. Jadi semacam itu tidak dianjurkan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.