Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Kenapa Karbohidrat Olahan Picu Obesitas dan Beragam Penyakit

Kompas.com - 11/06/2019, 18:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Makanan yang tergolong tinggi indeks glikemik atau rendah serat membuat kita kenyang hanya satu jam, sementara makanan kaya serat mampu bertahan sekitar dua sampai tiga jam.

Kadar gula darah turun sekitar satu sampai dua jam setelah makan karbohidrat olahan. Hal ini mendorong rasa lapar dan kemudian dapat menstimulasi bagian otak yang berhubungan dengan penghargaan dan keinginan.

Sinyal ini membuat kita ingin mengunyah makanan terus menerus dan akhirnya berujung pada obesitas.

Studi jangka panjang juga menunjukkan bahwa makan karbohidrat olahan dikaitkan dengan peningkatan lemak perut selama lima tahun.

Selanjutnya, karbohidrat olahan dapat menyebabkan peradangan pada tubuh. Beberapa ahli berspekulasi bahwa ini mungkin salah satu penyebab utama diet resistensi leptin dan obesitas.

Cara karbohidrat olahan memicu penyakit jantung dan diabetes tipe 2

Penyakit jantung meripakan pembunuh terbesar di dunia yang telah menyerang sekitar 300 juta orang di seluruh dunia.

Penderita diabetes tipe 2 juga berisiko tinggi terkena penyakit jantung.

Studi menunjukkan, konsumsi karbohidrat olahan dalam jumlah banyak dikaitkan dengan resistensi insulin dan kadar gula darah tinggi. Ini merupakan gejala utama dari diabetes tipe 2.

Karbohidrat olahan juga meningkatkan kadar trigliserida darah. Ini adalah faktor risiko untuk penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Sebuah studi dari China menemukan, lebih dari 85 persen dari total asupan karbohidrat berasal dari karbohidrat olahan, terutama beras putih dan produk gandum olahan.

Studi ini juga menunjukkan bahwa orang yang makan karbohidrat paling halus dua hingga tiga kali lebih mungkin terkena penyakit jantung, dibandingkan dengan mereka yang makan paling sedikit.

Baca juga: Mana yang Lebih Baik, Diet Rendah Karbohidrat atau Rendah Lemak?

Untuk melindungi tubuh secara optimal, alangkah baiknya untuk mengonsumsi karbohidrat bukan olahan yang kaya serat dan sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com