Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tips Mengatasi Rasa Malas Usai Libur Panjang, Menurut Sains

Kompas.com - 11/06/2019, 09:27 WIB
Julio Subagio,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Masa libur Lebaran dan cuti panjang telah berakhir. Anda mungkin masih merasakan nostalgia dan kebahagiaan setelah bertemu keluarga, kerabat, dan kawan-kawan lama di kampung halaman pada liburan kemarin.

Namun, liburan telah usai dan kini saatnya kembali ke rutinitas dan tanggung jawab harian seperti sediakala. Hal ini tidak jarang menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan, dan membuat kita menjadi agak berat dan merasa terbebani dalam melakukan aktivitas tersebut.

Perasaan tidak menyenangkan ini dikenal dengan istilah medis post vacation blues. Apa itu?

Baca juga: Studi Ungkap Manfaat Liburan ke Alam Terbuka Saat Mudik bagi Anak

Post vacation blues

Post vacation blues merupakan bagian dari fase emosional yang umum dirasakan seseorang setelah menjalani masa liburan panjang dan memisahkannya dari rutinitas harian.

Menurut Joanna Gutral, psikolog dari SWPS University of Social Sciences and Humanities, masa liburan terdiri dari tiga fase, yakni fase persiapan dan perencanaan, fase liburan, serta fase gradual kembali ke rutinitas harian. Masing-masing fase memicu respons emosional yang berbeda pada diri seseorang.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Jeroen Nawijn, peneliti dari Erasmus University, seseorang akan mengalami peningkatan perasaan bahagia yang besar saat fase persiapan dan perencanaan, sebelum masa liburan dimulai.

Setelah liburan selesai, orang yang melakukan liburan memiliki tingkat kebahagiaan yang hampir serupa dengan orang yang hanya diam di rumah saja.

Meski demikian, orang yang pergi berlibur dan berwisata selama masa liburan melaporkan peningkatan stress yang diasosiasikan dengan aktivitas kerja pasca kembali dari liburan tersebut.

Semakin lama dan semakin menyenangkan masa liburan, maka semakin kuat tingkat stres dan kecemasan yang dialami saat kembali ke rutinitas awal.

Hal ini menimbulkan adanya keengganan dan membuat orang tersebut merasa terbebani untuk kembali bekerja.

Gejala post vacation blues ini meliputi stres, nostalgia, kelelahan, sedih, hingga penurunan nafsu makan. Hal ini ditimbulkan dari kontradiksi masa liburan dan aktivitas harian.

Fase liburan bisa saja bersifat melegakan dan membuat kita rileks, namun hal tersebut tidak mengatasi permasalahan yang kita jumpai di keseharian kita, seperti pekerjaan yang kurang menyenangkan ataupun gaji yang dirasa kurang.

Oleh karenanya, semakin besar tingkat kontradiksi ini akan memicu gejala post vacation blues yang besar pula.

Hal tersebut juga diperparah dengan realisasi bahwa kita perlu menunggu waktu setahun lagi untuk dapat kembali berlibur. Perasaan ini dapat membuat kita menjadi kehilangan semangat dan hanya menghitung hari hingga masa liburan selanjutnya.

Baca juga: Memahami Pentingnya Saling Memaafkan Saat Lebaran, Menurut Sains

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau