Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bernostalgia Ternyata Baik untuk Kita, Termasuk Mengenang Masa Kecil

Kompas.com - 04/06/2019, 12:34 WIB
Julio Subagio,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kala momen mudik dan libur Lebaran seperti ini, Anda mungkin akan banyak bertemu kawan lama atau kenalan yang sudah lama tidak dijumpai.

Mengobrol dengan kawan lama sambil bercerita mengenang masa lalu, akan menimbulkan perasaan nostalgia yang familiar. Terlebih, jika Anda juga kebetulan melewati berbagai lokasi tempat menghabiskan masa kecil bersama mereka dulu.

Perasaan nostalgia ini dapat berlangsung singkat, namun tak jarang terus menempel di memori sampai berminggu-minggu, khususnya jika pertemuan tersebut meninggalkan kesan mendalam.

Lantas, apakah perasaan nostalgia ini baik atau justru kurang baik? Bagaimana efek nostalgia untuk tubuh?

Baca juga: Menurut Ahli, Obrolan Basa Basi itu Penting dan Begini Cara Memulainya

Nampaknya, para ilmuwan sepakat bahwa nostalgia membuat seseorang merasa lebih baik, setidaknya dalam waktu singkat. Hal ini terjadi terutama saat seseorang mengenang memori positif yang pernah dialami.

Dalam salah satu studi seperti dimuat Psychology Today, peneliti meminta mahasiswanya untuk menuliskan esai mengenai kenangan masa lalu yang membekas dan kenangan yang dianggap biasa saja.

Berdasarkan analisis terhadap reaksi dan kondisi emosional para mahasiswa tersebut, didapat bahwa mahasiswa yang menulis esai nostalgia menunjukkan respon yang lebih positif.

Dengan menggunakan program khusus yang disebut Linguistic Inquiry and Word Count (LIWC), peneliti juga menganalisis kata yang digunakan dalam esai. Hasilnya, LIWC menemukan beragam kata bermakna positif dalam jumlah banyak di esai nostalgia tersebut.

Pada penelitian yang terpisah, peneliti menggunakan musik untuk memancing munculnya perasaan nostalgia, berdasarkan laporan partisipan mengenai lagu yang berkesan dan berhubungan dengan kenangan tertentu dalam hidup mereka.

Hasilnya, partisipan tersebut merasakan kebahagiaan dan mengungkapkan optimisme terhadap masa depan. Hal ini berkaitan dengan dua faktor, menurut para peneliti.

Pertama, perasaan nostalgia membuat orang merasakan koneksi sosial berupa ikatan khusus dengan orang lain. Koneksi ini memperkuat perasaan positif orang tersebut, serta membuat seseorang merasa senang dan bangga terhadap dirinya sendiri.

Kedua, perasaan nostalgia meningkatkan self-esteem seseorang, sehingga orang tersebut lebih percaya diri dan menghilangkan rasa benci terhadap diri sendiri. Hal ini mendorong munculnya optimisme akan masa depan melalui refleksi terhadap masa lalu.

Baca juga: Kenangan Saat Masih Bayi Ternyata Tidak Hilang, Tetapi...

Rangkaian studi terpisah ini mengimplikasikan bahwa nostalgia dapat berperan penting dalam kehidupan seseorang. Saat hidup tengah dirundung permasalahan, kita seringkali berputus asa dan mengganggap bahwa kondisi ini tidak akan kunjung membaik.

Melalui nostalgia dan mengenang hal-hal positif di masa lalu, seseorang dapat menolong dirinya sendiri dalam mengatasi hal tersebut, serta membantunya menjalin ikatan dengan orang sekitar, sembari meningkatkan optimisme mereka dalam menjalani hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau