KOMPAS.com - Arus mudik telah mencapai puncaknya dalam beberapa hari terakhir. Di antara banyak tujuan dari para pemudik, kota Lamongan menjadi salah satunya.
Namun, selain bersilaturahmi dengan keluarga saat lebaran, ada baiknya kita juga mengenal bagaimana sejarah kota Lamongan.
Terlebih lagi, ketika berbicara tentang tradisi lebaran, kota yang berjarak 50 km sebelah barat Surabaya ini menyimpan banyak sejarah Islam. Tak terkecuali dari asal nama Lamongan sendiri.
Merunut sejarah kota Lamongan harus berbicara mengenai salah satu Wali Songo, yaitu Sunan Giri.
Baca juga: Mudik ke Solo, Mari Menelusuri Asal Nama Kota Surakarta Ini
Menjelang keruntuhan Kerajaan Majapahit, sekitar 1543 M, wilayah Lamongan termasuk dalam kekuasaan Kasunanan Giri. Seperti namanya tentu kita sudah bisa menebak siapa penguasa kerajaan tersebut, bukan?
Ya, penguasanya adalah Sunan Giri. Seperti kerajaan lainnya, tampuk kepemimpinan Kasunanan Giri juga diturunkan pada garis keturunan.
Raja yang berkuasa di Kasunanan Giri kemudian berhak menyandang nama baru sebagai Sunan Giri.
Setelah Sunan Giri I wafat, dia digantikan anaknya yang kemudian berjuluk Sunan Giri II. Selain mengurus kerajaan, visi dari Sunan Giri adalah menyebarkan agama Islam.
Untuk bisa menyebarkan agama Islam lebih luas lagi, Sunan Giri II mengutus muridnya yang bernama Hadi. Hadi diminta untuk menyebarkan Islam di wilayah Kasunanan sebelah barat yang masih banyak penduduk bergama Hindu.
Selain masalah beragama, Hadi juga ditugasi untuk menyusun masyarakat dan pemerintahan yang bersendikan agama Islam.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.