Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik, Mari Merunut Kembali Sejarah Asal Nama Lamongan

Kompas.com - 01/06/2019, 18:02 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Setelah dilantik menjadi Rangga Hadi, dia kemudian diminta mencari daerah bernama Kenduruan.

Rangga Hadi kemudian berangkat mencari wilayah yang dimaksud. Dia kembali ke daerah yang didatanginya pertama kali lalu berjalan ke utara.

Di utara, dia menemukan sebuah wilayah yang tandus dan sedang mengalami kekeringan. Merasa harus membantu warga di wilayah itu, Rangga Hadi mengirim utusan ke Sunan Giri II untuk memberi bantuan.

Ketika utusan itu kembali, dia justru membawa seperangkat tombak bernama 'Cis'. Tombek itu kemudian ditancapkan dan menyemburkan air.

Warga yang melihat keajaiban itu kemudian menaruh kepercayaan pada Rangga Hadi dan memeluk Islam. Di sana, Rangga Hadi juga membentuk pemerintahan.

Namun, karena wilayah tersebut bukan tujuan utamanya, rombongan Rangga Hadi melanjutkan perjalanan ke arah timur. Di wilayah ketiga ini, Rangga Hadi juga kembali berhadapan dengan bencana kekeringan.

Seperti sebelumnya, dia menancapkan tombak dan atas kuasa Tuhan, air memancar di wilayah itu. Warga sekitar kemudian juga menaruh hormat pada Rangga Hadi dan memeluk Islam.

Rangga Hadi kemudian melanjutkan perjalanan ke arah utara hingga sampai di wilayah tujuannya, yaitu Kenduruan.

Tak berbeda dengan wilayah-wilayah sebelumnya, Rangga Hadi mampu mengajak warga memeluk Islam tanpa kesulitan berarti. Dia juga membentuk pemerintahan dan fasilitas keagamaan di wilayah tersebut.

Baca juga: Mudik Sambil Belajar Sejarah Penamaan Kota Cirebon

Keempat wilayah itu sekarang termasuk dalam area kabupaten Lamongan.

Nama Lamongan sendiri juga didapatkan dari nama Rangga Hadi. Nama yang dimaksud berasal dari sifat kepemimpinannya yang mampu membina, mengarahkan, membimbing, dan melayani rakyat atau dalam bahasa Jawa disebut ngemong.

Dari sifat tersebut, Rangga Hadi mendapat julukan sebagai Mbah Lamong.

Hal itu membuat wilayah yang dipimpin oleh Mbah Lamong kemudian disebut dengan Lamongan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com