Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Media Sosial, Kenapa Bikin Panik saat Diblokir?

Kompas.com - 23/05/2019, 22:04 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Jejaring pertemanan virtual baru muncul pada 1997 dengan layanan Six Degrees. Platform ini memungkinkan penggunanya membuat profil dan daftar teman.

Sedangkan pada media sosial untuk blogging, pada 1999 mulai muncul Blogger dan Livejournal. Dengan layanan ini, pengguna bisa membagikan tulisan dan berkomunikasi melalui blog dan jurnal mereka sendiri.

Sedangkan grup jejaring sosial mulai tumbuh pesat dengan kemunculan Friendster pada 2002. Platform ini memungkinkan pengguna membuat profil dan terkoneksi secara virtual dengan orang di seluruh dunia.

Baca juga: Studi: Perilaku Pecandu Media Sosial Mirip Kecanduan Narkoba

Friendster kemudian digandrungi anak muda pada masanya. Kesuksesan tersebut memicu munculnya jejaring pertemanan yang lain dengan spesifikasi berbeda seperti MySpace untuk musik dan LinkedIn untuk bisnis atau pekerjaan.

Pada 2004, Mark Zuckerberg meluncurkan jejaring pertemanan lain yaitu Facebook. Mulanya, layanan ini digunakan sebagai jejaring sosial para mahasiswa.

Namun, seiring berjalannya waktu, Facebook boleh diakses bagi siapa saja yang berusia di atas 13 tahun. Facebook hingga kini tetap digandrungi oleh banyak warganet.

Para pekerja kreatif terus mengembangkan media sosial jenis lain. Hingga pada 2005, Youtube diluncurkan.

Youtube menjadi salah satu media sosial pembeda karena berbagi menggunakan video.

Dalam blogging atau berbagi melalui tulisan, tahun 2006 muncul Twitter. Berbeda dengan media sosial blogging yang lain, Twitter memilih disebut dengan microblogging karena ada pembatasan karakter.

Twitter menawarkan cara komunikasi yang singkat dan padat bagi para penggunanya. Alih-alih merasa kesusahan, pengguna justru merasa tertantang dengan batasan karakter tersebut.

Mencari bentuk baru media sosial juga dilakukan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger. Mereka kemudian membuat Instagram pada 2010.

Layanan ini secara eksklusif memfokuskan diri dengan berbagai foto dan video.

Tahun berikutnya, 2011, layanan Snapchat diluncurkan. Aplikasi ini berfokus pada berbagai cerita video yang hanya dapat dilihat dalam waktu 24 jam saja.

Memunculkan Fenomena FOMO

Banyaknya aplikasi yang terus berkembang membuat masyarakat kian sulit melepaskan diri dari "jerat" media sosial. Bahkan, sehari tanpa media sosial membuat banyak orang merasa hampa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com