Untuk menguji temuan ini, para peneliti bekerja sama dengan pembuat bir lokal Peru untuk meniru proses pembuatan chicha.
“Pembuatan chicha merupakan proses yang rumit dan membutuhkan pengalaman serta keahlian khusus. Eksperimen ini mengajarkan kita mengenai bagaimana chicha dibuat di kala itu dan seberapa banyak tenaga yang dikerahkan serta waktu yang dihabiskan untuk membuatnya,” ujar Donna Nash, peneliti yang juga terlibat dalam studi.
Hasil analisis memiliki dua kesimpulan penting.
Pertama, kendi keramik dibuat menggunakan tanah liat yang dibawa dari sekitar area Cerro Baul. Kedua, bir chicha dibuat dengan bahan utama jagung ungu, hop hijau, dan beri molle lokal.
Kedua bahan ini memungkinkan suplai chicha secara konstan. Meski kekeringan menganggu pertumbuhan bahan baku, misalnya jagung, keberadaan tanah liat dan beri molle selalu ada setiap musim.
Kekaisaran Wari merupakan kerajaan kuno yang eksis pada 600-1100 Masehi, sebelum kemunculan Kekaisaran Inca. Kawasan Kekaisaran Wari membentang melintasi wilayah negara Peru saat ini.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Sustainability ini mengimplikasikan bahwa institusi pembuatan bir ini berperan penting sebagai pusat kebudayaan Kekaisaran Wari, di mana seluruh masyarakat dapat bertemu dan berbagi identitas, serta praktik ritual yang sama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.