Pembangunan PLTA Batang Toru melenyapkan koridor yang menghubungkan tiga populasi orangutan Tapanuli, spesies kera besar paling langka, yang saat ini hanya berjumlah 800 ekor saja.
Hal ini pulalah yang mendorong Bank of China selaku pemberi modal PLTA Batang Toru untuk meninjau kembali proyek senilai 1,6 Milyar USD ini.
Baca juga: Banyak Diprotes, Bank of China Evaluasi Kembali PLTA Batangtoru
Potensi banjir dan gempa
Selain ancaman bagi keanekaragaman hayati, lokasi PLTA Batang Toru juga berada dalam kawasan rawan bencana.
Berdasarkan peta bahaya banjir yang dipublikasikan oleh BNPB dan BPBD Tapanuli Selatan, daerah hilir Sungai Batang Toru merupakan titik rawan banjir dengan intensitas tinggi.
Selain banjir, kawasan ini juga dihantui oleh potensi gempa.
Berdasarkan Peta Geologi Indonesia untuk kawasan Padang Sidempuan dan Sibolga, lokasi ini berdekatan dengan Patahan Sumatera Besar (Great Sumatran Fault), dimana sejak tahun 1965, tercatat 60 gempa bumi dengan magnitudo terkecil sekitar 3,5 skala Richter.
Baca juga: Bagaimana Caranya agar GERD Tidak Kumat Selama Ramadhan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.