KOMPAS.com – Indonesia selama ini dikenal sebagai negara maritim berbentuk kepulauan yang diapit oleh dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Hal ini menjadikan Indonesia kaya akan berbagai biota laut, terlebih lagi diuntungkan dengan posisinya di garis khatulistiwa.
Namun, seiring dengan eksploitasi sumber daya kelautan serta tingginya tingkat polusi, tampaknya dibutuhkan pemeriksaan untuk menentukan kondisi pasti ekosistem laut Indonesia saat ini.
Untuk itu, LIPI selaku badan otoritas ilmiah mengadakan beberapa riset untuk memeriksa kondisi biodiversitas laut Indonesia sebagai upaya awal konservasi jangka panjang.
Baca juga: 8 Biota Laut Dikategorikan Dilindungi Penuh oleh KKP, Ini Penjelasannya
Salah satunya adalah monitoring kondisi terumbu karang.
Berdasarkan studi yang telah dilakukan LIPI, sekitar 7,1 hektar terumbu karang sudah dimonitor, namun hasilnya tidak terlalu baik.
Hanya perairan di kawasan Papua dan Wakatobi saja yang kondisinya sehat. Sisanya tidak terlalu baik, dengan tingkat kerusakan sedang hingga besar.
Rencananya, akan dilakukan pula penentuan indeks kesehatan ekosistem pesisir untuk mangrove dan lamun.
LIPI juga mengadakan riset dan budidaya biota laut, di antaranya adalah untuk 10 spesies hiu, ikan capungan, ikan napoleon, dan teripang. Spesies-spesies tersebut saat ini berada dalam kondisi terancam akibat overeksploitasi.
Baca juga: Hari Ikan Nasional: Apa Kabar Kawasan Konservasi Laut Indonesia?
“Saat ini, biota laut yang diperdagangkan secara komersil belum semuanya dilindungi”, ujar Dr. Dirhamsyah, peneliti dari Pusat Penelitian Oseanograf pada diskusi bertajuk “Riset Untuk Optimalisasi Potensi Hayati & Ekonomi Laut Indonesia”, di Jakarta, Senin (22/4/2019).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.