Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/04/2019, 17:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Polusi udara dapat memperpendek usia orang hingga 20 bulan, dan hal ini sangat berimbas pada kawasan Asia Selatan.

Laporan Global Air Report yang diterbitkan oleh Health Effects Institute di Amerika dan Universitas British Columbia di Kanada menyebutkan, polusi udara adalah penyebab ke-5 paling besar yang memperpendek usia manusia.

Jumlah korban kematian karena polusi udara bisa melebihi kasus malaria, kecelakaan lalulintas, kekurangan gizi ataupun kecanduan alkohol.

Tetapi, tingkat kematian dini itu tidak sama di seluruh dunia. Orang yang dilahirkan di kawasan Asia Selatan akan mati 30 bulan lebih cepat karena adanya polusi udara, baik di dalam maupun di luar rumah.

Baca juga: Peneliti Kanada: Madu Bisa Bantu Pantau Polusi Udara

Di kawasan Asia Timur, kata studi itu, polusi udara memperpendek usia dengan 23 bulan, dibanding hanya 20 minggu, atau sekitar lima bulan di kawasan Asia Pasifik dan Amerika Utara.

Laporan yang menggunakan data sampai tahun 2017 itu memperkirakan, apabila tingkat polusi udara bisa disesuaikan dengan petunjuk Organisasi Kesehatan Sedunia atau WHO, maka tingkat harapan hidup di Bangladesh bisa diperpanjang sampai 16 bulan, dan orang di India, Nigeria dan Pakistan bisa mengharapkan hidup lebih panjang satu tahun.

Walaupun ada usaha untuk mengurangi tingkat polusi, China merupakan negara yang paling tinggi tingkat kematiannya karena polusi udara. Tahun 2017 saja ada 852.000 orang yang meninggal karena penyakit yang disebabkan polusi udara.

Kelima negara yang tingkat kematiannya paling tinggi terdapat di Asia; yaitu China, India, Pakistan, Indonesia dan Bangladesh.

Polusi udara yang disebabkan penggunaan batu bara, kayu atau arang untuk memasak atau memanasi rumah, banyak terdapat di Asia Selatan, Asia Timur dan Afrika sub-Sahara.

Hampir separuh penduduk dunia terkena polusi udara dalam rumah, termasuk 846 juta orang di India dan 452 juta di China.

Baca juga: Polusi Udara Bunuh Lebih Banyak Orang Dibanding Merokok

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kapan Fenomena El Nino Berakhir?

Kapan Fenomena El Nino Berakhir?

Fenomena
Tanaman Rambat Kok Tahu Jalur yang Benar untuk Memanjat? Ini Rahasianya

Tanaman Rambat Kok Tahu Jalur yang Benar untuk Memanjat? Ini Rahasianya

Oh Begitu
Apa yang Terjadi Saat Fenomena El Nino dan La Nina?

Apa yang Terjadi Saat Fenomena El Nino dan La Nina?

Fenomena
Apakah Manfaat Makan Jamur untuk Kesehatan Jantung?

Apakah Manfaat Makan Jamur untuk Kesehatan Jantung?

Oh Begitu
Tak Cemari, 'Karat Pintar' Ini Justru Tingkatkan Kualitas Air

Tak Cemari, "Karat Pintar" Ini Justru Tingkatkan Kualitas Air

Fenomena
Mengenal Hidrogel, Teknologi Baru untuk Mengatasi Kelangkaan Air

Mengenal Hidrogel, Teknologi Baru untuk Mengatasi Kelangkaan Air

Fenomena
Bagaimana Berlian Merah Muda Terbentuk? Studi Ungkap

Bagaimana Berlian Merah Muda Terbentuk? Studi Ungkap

Oh Begitu
Apa yang Membuat Ketan Lengket?

Apa yang Membuat Ketan Lengket?

Oh Begitu
Kabar Buruk, Lebah Berpotensi 'Lenyap' dari Eropa pada 2080

Kabar Buruk, Lebah Berpotensi "Lenyap" dari Eropa pada 2080

Fenomena
Apa Hewan yang Terbang Paling Cepat?

Apa Hewan yang Terbang Paling Cepat?

Oh Begitu
Dari Mana Asal Anggur Muscat?

Dari Mana Asal Anggur Muscat?

Oh Begitu
Panda Raksasa di Kebun Binatang Bisa Menderita Jet Lag, Apa Maksudnya?

Panda Raksasa di Kebun Binatang Bisa Menderita Jet Lag, Apa Maksudnya?

Fenomena
6 Fakta Menarik Paru-paru Manusia

6 Fakta Menarik Paru-paru Manusia

Kita
Apakah Penderita Asam Urat Boleh Makan Jeroan?

Apakah Penderita Asam Urat Boleh Makan Jeroan?

Oh Begitu
Apakah Bintang Bisa Menjadi Planet?

Apakah Bintang Bisa Menjadi Planet?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com