KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi polusi udara mengganggu banyak orang, bahkan menyebabkan kematian. Tapi, siapa sangka polusi udara bertanggung jawab atas lebih banyak kematian dibanding merokok.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, jumlah orang yang meninggal akibat polusi udara dapat melebihi total orang yang terbunuh akibat rokok.
Para peneliti dari Jerman tersebut memperkirakan bahwa sebanyak 8,8 juta kematian per tahun dikaitkan dengan udara kotor.
Menurut perkiraan mereka, di Eropa ada lebih dari 790.000 kematian tambahan sebagai akibat polusi udara. Angka ini bahkan dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya, yang tidak memperhitungkan dengan tepat tingkat tambahan penyakit kardiovaskular.
Baca juga: China Mengklaim Tingkat Polusi Udara Menurun pada 2018
"Untuk menempatkan ini ke dalam perspektif, ini berarti bahwa polusi udara menyebabkan lebih banyak kematian tambahan setahun daripada merokok tembakau, yang diperkirakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertanggung jawab atas 7,2 juta kematian tambahan pada tahun 2015," kata Profesor Thomas Munzel, salah satu dari penulis penelitian ini.
"Merokok bisa dihindari tetapi polusi udara tidak," sambung peneliti dari University Medical Center Mainz itu dikutip dari The Independent, Rabu (13/03/2019).
Partikel-partikel jelaga dan nitrogen oksida yang dipompa keluar oleh knalpot mobil, pabrik dan pembangkit listrik dapat membentuk campuran yang merusak. Partikel-partikel itu secara signifikan meningkatkan tingkat serangan jantung, stroke, dan serangan asma yang parah.
Saat ini, pihak berwenang di seluruh dunia tengah mencari cara untuk menghapuskan mobil diesel di kota-kota besar. Pasalnya, sebuah penelitian sebelumnya menunjukkan mesin berbahan bakar solar itu adalah produsen utama partikel "PM2.5" mikroskopis.
Artinya, polusi mesin diesel dapat membuat udara mengandung logam berat dan bahan kimia bahan bakar lainnya yang bersarang di paru-paru dan memasuki aliran darah.
Studi yang dipublikasikan dalam European Heart Journal ini menggunakan simulasi komputer tentang interaksi bahan kimia alami dan buatan manusia. Simulasi itu kemudian dikombinasikan dengan informasi baru tentang kepadatan populasi, faktor risiko penyakit, dan penyebab kematian.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.