KOMPAS.com - Kementerian Ekologi dan Lingkungan China mengklaim kualitas udara negeri tirai bambu mengalami peningkatan ke arah positif tahun lalu.
China adalah salah satu negara yang banyak menorehkan catatan bersejarah di dunia sains. Namun di sisi lain, China juga terkenal sebagai negara penghasil polusi udara terbesar di dunia.
Predikat itu sudah menempel pada negara tirai bambu sejak bertahun-tahun. Meski begitu, polutan gelap di tiap sudut kota telah mengangkat ratusan juta orang keluar dari kemiskinan.
Keajaiban ekonomi yang dilakukan China tak lain merupakan hasil dari produksi baja, batu bara dan semen. Semua hal yang sayangnya memiliki dampak buruk untuk lingkungan.
Baca juga: Matahari Buatan Bikinan China Bakal Selesai Tahun Ini
Namun tahun lalu, kadar rata-rata partikel PM2.5 di udara mikroskopis, yang bisa menembus paru-paru, di 338 kota adalah 39 mikogram per meter kubik. Angka ini mengalami penurunan sebesar 9,3 persen dari tahun ke tahun.
Laporan Kementrian Lingkungan setempat menyebut bahwa ini adalah suatu peningkatan besar bagi kualitas udara China sejak 2017.
Melansir AFP, Senin (11/3/2019), Kepala Kementrian Ekologi dan Lingkungan Li Ganjie berkata, pihaknya berjanji akan mempertahankan prestasi itu untuk memerangi polusi, bahkan ketika perekonomian negara melambat.
"Kami dengan tegas menentang pelonggaran terkait pengawasan dan regulasi lingkungan," ujar Ganjie dalam pertemuan parlemen tahunan China.
"Kita tak bisa mengorbankan lingkungan dengan imbalan pertumbuhan ekonomi," tegasnya.
Untuk diketahui perekonomian China tumbuh pada laju paling lambat dalam hampir tiga dekade tahun lalu, dengan pertumbuhan tahunan 6,4 persen dalam tiga bulan terakhir di 2018.
Pemerintah China dipaksa menyeimbangkan keprihatinan atas perlambatan ekonomi dengan kekhawatiran reaksi publik atas pencemaran lingkungan.
Baca juga: Kejar Ketinggalan, China Segera Luncurkan Robot Penjelajah ke Mars
Otoritas pemerintah juga meningkatkan penegakan peraturan lingkungan tahun lalu, dengan memberikan total anggara 15,28 milyar yuan atau lebih dari Rp 32,35 triliun. Anggaran ini meningkat 32 persen dari tahun lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.