Beberapa teori mengungkap lubang hitam dapat menyedot materi dari bintang-bintang tetangganya. Materi itu berupa plasma atau gas-gas superpanas yang terionisasi, yang bergerak ke lubang hitam menyusuri lintasan berbentuk spiral. Hal ini ditunjukkan dengan warna oranye seperti api pada gambar.
Semakin dekat ke lubang hitam, maka materi semakin terpanaskan dengan hebat. Hal inilah yang membuat lubang hitam memancarkan gelombang radio dalam spektrum sangat lebar, mulai gelombang panjang hingga sinar X.
"Tepat saat plasma hendak masuk ke lubang hitam, ia memasuki kawasan horizon peristiwa. Di sini pemanasan mencapai puncaknya yang membuat intensitas sinar X terkuat terjadi," jelas Marufin.
"Apa yang dideteksi oleh sistem teleskop Event Horizon (EHT) dan dipublikasikan semalam adalah horizon peristiwa-nya," imbuhnya.
Dengan begitu, horizon peristiwa bisa disebut sebagai perbatasan dalam ruang-waktu suatu daerah di lubang hitam.
Baca juga: Berhasil Dipotret Pertama Kali, Ini 5 Fakta Tentang Lubang Hitam
Dari foto tersebut, Marufin berkata ini adalah salah satu penemuan terpenting di abad ke-21 di dunia sains.
"Signifikasi penemuannya serupa dengan saat umat manusia pertama kali menyadari adanya sistem tata surya Pegasi 51 di rasi Pegasus pada 1995. Sebelum itu sebagian besar orang percaya bahwa Matahari adalah satu-satunya tata surya di semesta," ujar Marufin.
Selain itu, foto ini dapat dijadikan bukti bahwa omongan Albert Einstein terbukti benar.
Meski Albert Einstein sendiri tak percaya dengan eksistensi lubang hitam yang diturunkan secara gemilang dari persamaan-persamaan relativitas pada umumnya.
Menariknya lagi foto itu mirip seperti penggambaran imajinasi para ilmuwan selama ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.