Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Bungkus Indomie Berusia 19 Tahun, Bukti Plastik Sampah Abadi

Kompas.com - 09/04/2019, 12:14 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Waktu yang dibutuhkan untuk mengurai berbagai sampah

Berdasar video pendek dari Tech Insider, beberapa jenis sampah memerlukan waktu berbeda untuk membusuk dan akhirnya terurai dengan tanah.

Sampah organik seperti kulit pisang diketahui baru bisa membusuk setelah dua sampai lima minggu. Kemudian pokok apel baru bisa terurai setelah dua bulan.

Jika sampah organik saja memerlukan waktu lama, tak heran sampah plastik butuh puluhan hingga ribuan tahun.

Plastik kresek yang biasa kita dapat setelah berbelanja butuh 10 sampai 20 tahun untuk akhirnya bersatu dengan tanah. Kemudian styrofoam yang katanya pengganti plastik butuh waktu sampai 50 tahun untuk terurai.

Sementara botol minuman kaleng baru bisa hancur setelah 200 tahun atau sekitar tiga sampai empat generasi manusia.

Satu diapers untuk bayi dan lansia membutuhkan waktu sampai 450 tahun. Ini waktu yang sama untuk menghancurkan botol minuman plastik.

Pada tingkat teratas diduduki oleh sampah botol kaca seperti botol sirup, saus, selai dan sebagainya yang butuh 1 juta tahun.

Adapun waktu yang tertulis di atas adalah dalam keadaan tanah yang normal. Jika sampah itu berada di antara tumpukan sampah yang lain, maka waktu yang dibutuhkan tentu akan berbeda, karena adanya perbedaan cahaya, oksigen tekanan, dan sebagainya.

Baca juga: 5 Akun Instagram Ini Bikin Kamu Semangat Diet Plastik

Indonesia negara penghasil sampah nomor 2 di dunia

Dalam pemberitaan Kompas.com edisi 19 Agustus 2018, Menteri Susi menyampaikan bahwa Indonesia adalah penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia.

"Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia, sampah plastik sangat berbahaya," ujar Susi saat itu.

Hal ini berdasar data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menemukan sampah plastik di Indonesia ada 64 juta ton per tahun dan 3,2 juta ton di antaranya adalah sampah plastik yang dibuang ke laut.

Sementara sampah kantong kresek yang dibuang ke lingkungan adalah 10 miliar lembar per tahun atau sekitar 85.000 ton.

"Sampah plastik yang masuk ke laut dapat terbelah menjadi partikel-partikel kecil yang disebut microplastics dengan ukuran 0,3 – 5 milimeter. Microplastics ini sangat mudah dikonsumsi oleh hewan-hewan laut," tukas Susi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com