KOMPAS.com - Penemuan seekor paus yang terdampar di lepas pantai Filipina seolah kembali "menampar" kita. Pasalnya, dalam perut bangkai paus itu terdapat 40 kilogram plastik.
Hal ini mengejutkan ini menjadi penyebab kematian brutal dari paus berparuh angsa tersebut. Para ahli biologi kelautan dan pekerja Museum D'Bone Collector menemukan paus nahas itu hari Jumat (15/03/2019) lalu.
"40 kilogram kantong plastik, termasuk 16 karung beras. 4 tas bergaya perkebunan pisang dan beberapa tas belanja (ditemukan di perut paus saat otopsi)," tulis pihak Museum dalam laman Facebook mereka dikutip dari The Guardian, Senin (16/03/2019).
Gambar otopsi menunjukkan tumpukan sampah yang tak berujung diekstraksi dari bagian dalam hewan itu.
Baca juga: Teguran buat Kita, Paus yang Mati di Wakatobi Tercemar 5 Kg Plastik
Menurut ahli biologi kelautan, Darrell Blatchley, paus tersebut muntah darah sebelum akhirnya mati. Mereka kemudian melakukan nekropsi atau otopsi pada hewan dan menemukan hal "menjijikan".
"Saya tidak siap untuk jumlah plastik. 40 km kira-kira karung beras, tas belanja, tas perkebunan pisang, dan kantong plastik umum (kresek)," ujar Blatchley diwartakan CNN, Senin (18/03/2019).
"Paus ini memiliki plastik terbanyak yang pernah kita lihat dalam seekor paus. Ini menjijikan," imbuhnya.
Peristiwa ini menjadi puncak dari merajalelanya penggunaan plastik di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir.
Sebuah laporan 2017 oleh Ocean Conservancy menyatakan bahwa Cina, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam telah membuang lebih banyak plastik ke laut daripada gabungan seluruh dunia.
"Kami telah melakukan nekropsi pada 61 lumba-lumba dan paus dalam 10 tahun terakhir dan ini adalah salah satu (dengan jumlah plastik) terbesar yang pernah kami lihat," kata Blatchley kepada AFP, Senin (18/03/2019).
"Ini sangat menjijikan dan memilukan," sambungnya.
Seperti yang diutarakan Blatchley, ini bukan kasus pertama paus terdampar dengan perut penuh plastik.
Baca juga: Paus Mati di Wakatobi, Bukti Nyata Indonesia Darurat Sampah Plastik
Juni 2018 lalu, seekor paus pilot ditemukan terdampar di Thailand. Kabar buruknya, mamalia besar itu menelan 80 kantong plastik.
Paus itu sempat memuntahkan 5 kantong plastik ketika hendak diselamatkan.
November 2018, kembali terjadi paus terdampar dengan perut penuh plastik. Peristiwa itu terjadi di Indonesia, tepatnya Wakatobi.
Dalam perut paus sperma sepanjang 9,6 meter itu ditemukan 5,9 kilogram plastik.
Ketiga kasus ini membuktikan bahwa masalah sampah plastik telah mencapai kondisi memprihatinkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.