Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapi Sel Imun jadi Harapan Baru Pengobatan Kanker

Kompas.com - 02/04/2019, 17:35 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Boston.com

Enam pasien melihat tumor mereka menyusut. Sedangkan tiga orang melihat kanker mereka justru memburuk.

Tidak ada efek samping yang parah meskipun beberapa pasien memiliki jumlah darah rendah sementara dan kelelahan.

Studi kedua menguji terapi CAR-T yang berbeda pada 10 anak-anak dan orang dewasa dengan sarkoma tingkat lanjut - kanker yang berasal dari berbagai jaringan lunak atau tulang.

Tidak seperti CAR-Ts lain yang biasanya diberikan hanya sekali, kali ini diberikan beberapa kali, hingga 15 kali dalam satu kasus pasien, jika ada tanda-tanda itu membantu.

"Dari pengambilan darah tunggal kami membuat sejumlah besar sel CAR-T dan kemudian kami membekukannya" kata Dr. Shoba Navai dari Baylor College of Medicine di Houston.

Selanjutnya, sel itu diberikan melalui infus sesuai kebutuhan pasien.

Dua dari 10 pasien memiliki semua tanda-tanda kanker menghilang. Salah satunya, kanker menghilang selama 17 bulan dan yang lainnya selama hampir tiga tahun, sejauh ini.

Tiga orang lainnya mengalami penyakit yang stabil. Lima memburuk meskipun dirawat.

Efek sampingnya mirip dengan penelitian lain. Terapi ini tampaknya aman "dan kami memiliki tanda-tanda awal bahwa pendekatan pengobatan ini dapat membantu," kata Navai.

Baca juga: Mengenal Imunoterapi, Pengobatan Terkini Kanker Paru

"Studi-studi ini menunjukkan mungkin ada jalan pengobatan ke depan pada tumor padat (dengan terapi CAR-T)," kata Dr. Louis Weiner, direktur Pusat Kanker Komprehensif Georgetown Lombardi dan salah satu pemimpin konferensi.

Ini mungkin menjanjikan untuk beberapa kanker perut, payudara, usus besar, paru-paru dan daerah lain, katanya.

Biaya Mahal

Sayangnya, biaya adalah masalah besar dalam terapi CAR-T. Saat ini, biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa melakukan terapi tersebut adalah sekitar 400.000 dollar AS atau setara dengan 5,6 miliar rupiah.

Namun, terapi ini dapat dibuat jauh lebih murah dari itu di pusat-pusat penelitian. Dokter mengatakan mereka berharap biayanya akan turun karena lebih banyak permintaan sehingga mereka menemukan jalan untuk penggunaan yang lebih luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Boston.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com