Dan di antara mereka yang minum pill kontrasepsi, kandungan hormon yang diperlukan untuk produksi sperma turun drastis dibandingkan dengan yang minum pil palsu. Setelah percobaan, hormon para pria ini kembali normal.
Efek samping
Efek samping juga hanya sedikit dan ringan, kata para pakar.
Lima pria yang minum pil melaporkan, birahi mereka sedikit menurun dan dua menyebut mengalami gangguan ereksi ringan. Namun, aktivitas sosial tidak menurun dan semua peserta tetap mengonsumsi pil.
Peneliti di balik pil kontrasepsi ini, Prof Christina Wang dan mitranya, menyatakan senang, tetapi berhati-hati atas penemuan ini.
"Hasil penelitian kami menunjukkan pil yang mengombinasikan dua hormon ini akan menurunkan produksi sperma, tetapi gairah seks tetap bisa bertahan," katanya.
Namun, percobaan yang lebih lama diperlukan untuk mengetahui apakah pil kontrasepsi ini bermanfaat untuk menekan kelahiran.
Prof Wang juga pernah menguji coba gel yang diusap di punggung dan bahu.
Hormon progestin gel yang diserap kulit ini menghambat produksi testoteron dalam testis dan mengurangi produksi sperma.
Pengganti testoteron dalam gel berfungsi untuk mempertahankan gairah seks dan fungsi lain hormon itu.
Ilmuwan lain telah menguji coba kontrasepsi dengan suntikan setiap dua bulan.
Namun, upaya ini dihentikan setelah sejumlah relawan mengeluh efek samping, termasuk depresi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.