KOMPAS.com - Puluhan perempuan warga Desa Bentak, Sidoharjo, Sragen terlihat berkumpul di rumah Tonik Karuniawati pada Senin (10/12/2018) pagi. Mereka bersiap menerima sosialisasi tentang kesehatan reproduksi dari Tonik yang bertugas sebagai bidan di desa tersebut.
Selama hampir satu jam, Tonik menyampaikan materinya menggunakan Bahasa Jawa. Para peserta terlihat antusias dengan materi yang diselingi dengan candaan tersebut.
Pemilihan Bahasa Jawa sebagai pengantar penyuluhannya bukan tanpa alasan. Tonik menuturkan hal ini karena bentuk kedekatannya dengan masyarakat.
"Setiap kali menyampaikan ke masyarakat, karena kedekatan saya menggunakan Bahasa Jawa," ujar Tonik saat ditemui Kompas.com, Senin (10/12/2018).
Tonik menjelaskan, Bahasa Jawa dipandang lebih efektif dan lebih dimengerti oleh masyarakat di Desa Bentak.
Baca juga: Mengenal Bidan Asri, Pahlawan KB dari Desa Sambigede
Dalam materinya, Tonik menekankan pentingnya ber-KB untuk para ibu di Desa Bentak untuk menuju keluarga sejahtera. Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan tentang program KB asalkan melalui prosedur yang tepat.
Tonik bukan sembarang bidan. Dia menyandang gelar sebagai Duta Kontrasepsi Oral (Duta OC) dari Bayer. Gelar yang disandangnya sejak 2015 itu, menurut Tonik, membantunya memberi penyuluhan terhadap masyarakat.
"Dulu belum ada yang namanya duta KB, masyarakat masih mengelak. Jadi, kita masuk itu seakan-akan masih 'Halah, paling saya disuruh untuk KB. Saya kan takut kalau KB-nya itu KB susuk atau steril. Nanti kalau masuk ke rahim gimana'," ungkap Tonik.
Penolakan masyarakat ini tidak menyurutkan semangat Tonik untuk berbagi ilmu tentang KB. Dia terus berusaha mendekati masyarakat dengan berbagai cara.
"Tapi dengan mengadakan penyuluhan, saya mendekat ke mereka. Tidak bilang untuk penyuluhan KB, saya ingin mendekat seperti ini tadi," kata Tonik.
"Jadi, kita penyuluhan tidak hanya ngomong KB itu apa. Tapi kita rangkul mereka dahulu biar tidak mengelak bahwa saya ingin mengajak mereka untuk ber-KB," imbuhnya.
Meski begitu, Tonik juga mengisahkan bahwa pada awalnya tetap ada beberapa orang yang enggan mengikuti pendekatan yang dipilihnya. Tak kehabisan akal, dia kemudian terjun langsung ke tiap RT di Desa Bentak.
Dari sinilah, beberapa orang tadi kemudian mulai tertarik untuk mengikuti apa yang disampaikan Tonik.
"Alhamdulilah, selama saya menjadi duta KB, (masyarakat yang mengikuti program) mengalami lonjakan. Istilahnya, prorgam KB meningkat," tutur Tonik.
Baca juga: Peranan KB Wanita terhadap Kemapanan Keluarga
"Karena dari sosialisasi tadi, yang dulunya tingkat rendah akibat tidak tahu sekarang naik drastis sekali. Jadi, kesadaran masyarakat untuk KB sudah tinggi," tegasnya.
Semangat Tonik dalam menyampaikan penyuluhan tentang KB juga makin tinggi dengan adanya selempang yang menunjukkan bahwa dirinya adalah Duta OC.
"Dengan saya memakai selempang ini (selempang Duta OC), menambahkan kepercayaan diri saya. Jadi saya keluar dengan pakaian IBI (Ikatan Bidan Indonesia) saja, mungkin mereka sudah biasa," ujar Tonik.
"Tapi dengan adanya Bayer yang memberikan selempang ini, menjadikan mereka (masyarakat) lebih yakin lagi bahwa saya sebagai Duta KB sudah paham masalah kontrasepsi," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.