Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/03/2019, 19:33 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

 

KOMPAS.com - Cara berolahraga di usia lanjut yang aman masih membingungkan banyak orang. Hal ini wajar saja bila melihat banyaknya nasihat dari orang-orang sekitar dan internet yang berkontradiksi satu sama lain.

Hal ini pun terjadi pada Widianti, seorang pembaca Kompas.com yang kemudian mengirimkan pertanyaannya ke Halo Prof!. Dia menulis:

"Dokter, bolehkah perempuan usia 58 tahun bermain basket? Saya sudah bermain basket sejak SMA, tapi banyak orang melarang dengan alasan kesehatan tulang dan lain-lain."

Pertanyaan tersebut dijawab oleh Dr. dr. Purwita Wijaya Laksmi, Sp. PD-KGer, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri, RS Pondok Indah – Bintaro Jaya. Berikut paparannya:

Halo Bu Widianti, terima kasih atas pertanyaannya.

Baca juga: Halo Prof! Apakah Kanker Payudara Bisa Turun ke Anak Perempuan?

Gaya hidup seseorang berkontribusi penting dalam ketercapaian proses menua yang sukses (successful aging).

Gaya hidup sehat berupa konsumsi diet sehat seimbang (well-balanced diet) dan latihan jasmani secara teratur dengan memperhatikan faktor frekuensi, intensitas, dan durasi, menjadi kunci bagi kesehatan dan kebugaran fisik.

Dengan demikian, pada giliran selanjutnya dapat mempertahankan kemandirian dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari dan kualitas hidup yang baik hingga usia sangat lanjut.

Selain itu, adanya unsur rekreasi dan interaksi sosial, terutama pada latihan jasmani yang dilakukan berkelompok di luar ruang, juga akan memberikan kesejahteraan psikologis dan sosial.

Oleh karena itu, latihan jasmani secara rutin yang tetap dilakukan meski telah memasuki usia pra-lanjut usia (pra-lansia) dan lansia merupakan hal yang sangat baik.

Baca juga: Halo Prof! Berbahayakah Pendarahan Seusai Olahraga?

Walaupun demikian, terdapat berbagai jenis latihan jasmani yang secara garis besar dibagi menjadi 4 kategori, yaitu latihan jasmani aerobik (endurance), mulai dari yang bersifat low impact hingga high impact, serta latihan kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan.

Latihan jasmani yang bersifat low impact dan high impact memberikan manfaat dan risiko yang berbeda.

Berjalan, berenang, serta latihan jasmani dengan menggunakan sepeda statis atau alat elipstikal merupakan contoh latihan jasmani yang bersifat low impact. Di sisi lain, latihan jasmani dengan aktivitas berlari atau melompat merupakan jenis latihan jasmani yang high impact.

Latihan jasmani high impact memang cenderung membakar kalori lebih banyak. Namun, risiko terjadinya cedera terutama pada pergelangan kaki, lutut, panggul, dan tulang punggung lebih tinggi, serta dapat menimbulkan kerusakan bantalan sendi, tendon, dan otot.

Proses menua pada sistem muskuloskeletal (sendi, tulang, dan otot) meliputi kerusakan rawan sendi, serta penurunan densitas massa tulang dan massa otot yang berdampak pada peningkatan kekakuan dan nyeri sendi, penurunan kekuatan otot, perubahan postur tubuh dan cara berjalan, serta peningkatan risiko patah tulang.

Baca juga: Halo Prof! Apa Benar Kalau Tonsil Diangkat Jadi Tidak Gampang Sakit?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bagaimana Cara Mendiagnosis Mati Otak?

Bagaimana Cara Mendiagnosis Mati Otak?

Oh Begitu
Analisis BMKG Gempa Bumi M 6,7 di Kepulauan Talaud

Analisis BMKG Gempa Bumi M 6,7 di Kepulauan Talaud

Fenomena
Mengapa Ayam Berkokok Saat Setelah Bertelur?

Mengapa Ayam Berkokok Saat Setelah Bertelur?

Oh Begitu
Apa yang Terjadi Saat Otak Mati?

Apa yang Terjadi Saat Otak Mati?

Oh Begitu
Apakah Ada Cara Memperlambat Proses Penuaan?

Apakah Ada Cara Memperlambat Proses Penuaan?

Oh Begitu
BMKG Prediksi Musim Kemarau 2023 Berakhir pada Akhir Oktober

BMKG Prediksi Musim Kemarau 2023 Berakhir pada Akhir Oktober

Fenomena
Kloroplas Tanaman Berpotensi Jadi Obat untuk Penyakit Huntington

Kloroplas Tanaman Berpotensi Jadi Obat untuk Penyakit Huntington

Oh Begitu
Jangan Asal Buang, Sampah Rumah Tangga Ini Juga Limbah Berbahaya

Jangan Asal Buang, Sampah Rumah Tangga Ini Juga Limbah Berbahaya

Kita
Apakah Ada Makanan yang Membuat Kentut Berbau?

Apakah Ada Makanan yang Membuat Kentut Berbau?

Oh Begitu
Fakta-fakta Menarik Bayi Gajah, Tak Hanya Suka Mengisap Belalai

Fakta-fakta Menarik Bayi Gajah, Tak Hanya Suka Mengisap Belalai

Oh Begitu
Apakah Gajah Afrika Bisa Kawin dengan Gajah Asia?

Apakah Gajah Afrika Bisa Kawin dengan Gajah Asia?

Oh Begitu
Ilmuwan Temukan Bahan Bakar 'Aman Api'

Ilmuwan Temukan Bahan Bakar 'Aman Api'

Fenomena
Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Oh Begitu
Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Fenomena
Mengatasi Polusi Udara dengan Teknologi Plasma

Mengatasi Polusi Udara dengan Teknologi Plasma

Fenomena
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com