Namun, para peneliti mengakui bahwa mungkin ada kesalahan dalam analisis mereka.
Data tentang konsumsi telur dikumpulkan melalui kuesioner di mana responden harus mengingat diet mereka di bulan dan tahun-tahun sebelumnya.
Para ahli lain juga menunjukkan bahwa hasil yang sama. Namun, meski mereka menunjukkan hubungan antara konsumsi telur dan peningkatan risiko penyakit jantung dan kematian dini, itu tidak dapat membuktikan penyebabnya.
"Kekuatan penelitian ini adalah bahwa ia lebih mewakili keragaman etnis populasi AS dan diet yang dikonsumsi oleh orang Amerika biasa," kata Tom Sanders, profesor Nutrisi dan Diet di King's College London.
"Keterbatasannya adalah ketergantungan pada ukuran tunggal asupan makanan."
Jumlah yang disarankan
Jadi, berapa banyak telur yang harus kita makan? Allen merekomendasikan tidak lebih dari tiga telur dalam seminggu.
Dia juga memberikan beberapa saran untuk pecinta telur, salah satunya harus makan putih telurnya.
"Saya tidak menganjurkan orang menghilangkan telur dalam menu makan mereka. Saya hanya menyarankan agar orang memakannya dalam jumlah sedang," katanya.
Tom Sanders juga mengamati bahwa penelitian ini difokuskan pada orang-orang AS.
"Asupan kolesterol rata-rata AS bisa mencapai sekitar 600mg, ini jauh lebih tinggi daripada diet rata-rata Inggris, yaitu sekitar 225mg per hari," kata Tom Sanders.
Baca juga: Ahli Gizi: Jangan Pisahkan Kuning Telur dari Putihnya
Faktanya, statistik terbaru dari Komisi Telur Internasional pada 2015, menunjukkan bahwa orang Amerika merupakan negara kelima di dunia yang memakan lebih banyak telur, sekitar 252 per orang setiap tahun.
Dan negara ini memiliki penyakit jantung sebagai penyebab hampir 20 persen kematian.
Jepang, negara dengan jumlah konsumsi telur tahunan mencapai 328 per kapita, hanya mencatat 11 persen kematian akibat penyakit jantung.
"Telur dalam jumlah sedang, sekitar tiga atau empat butir dalam semingga adalah tepat," pakar dari Inggris tersebut menambahkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.