Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Master Meter, Warga Gang Sempit Surabaya Nikmati Air Minum

Kompas.com - 22/03/2019, 18:35 WIB
Yunanto Wiji Utomo,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di tengah sulitnya akses air bersih, "master meter" atau sistem layanan air minum komunal bisa menjadi jawaban.

Pengalaman warga Jalan Semarang di Surabaya bisa menjadi contoh.

Hamid, salah satu warga, mengungkapkan bahwa sebelum ada fasilitas master meter, dirinya menggunakan air sumur.

Masalah muncul karena kualitas air sumur yang buruk, keruh dan berlumut.

Nurhayati, warga lain, mengungkapkan hal yang sama. Untuk mendapatkan air minum, dia harus mengeluarkan Rp 50 - 100 ribu.

"Setelah ada master meter, saya tidak pakai sumur lagi. Tidak beli air lagi," katanya.

Baca juga: Hari Air Sedunia, PBB Ajak Semua Orang Bantu Sesama Akses Air Bersih

Master meter warga Jalan Semarang yang terwujud berkat kerjasama PDAM, USAID, dan Coca Cola Foundation diresmikan Jumat (23/3/3019).

Dengan sistem ini, warga terhubung dengan pipa PDAM.

Berbeda dengan sistem umumnya yang rumahan, master meter dikelola dalam level komunitas. Jadi, ada 1 tagihan air untuk satu komunitas.

Komunitas punya kewajiban sendiri untuk memelihara pipa dan fasilitas lain lewat Komunitas Swadaya Masyarakat (KSM) yang dibentuk warga.

Target 100 Persen Jangkauan Air Bersih

Anizar Firmadi, Direktur Pelayanan PDAM Surabaya, mengatakan bahwa master meter adalah solusi untuk mencapai target 100 persen jangkauan air minum perpipaan.

Secara nasional, keterjangkauan air minum Indonesia masih 61 persen. Untuk Surabaya sendiri, keterjangkauannya 98 persen.

Di tingkat Surabaya, pencapaian target 100 persen sulit karena masih ada warga yang tinggal di wilayah informal dan gang sempit.

"Pipa PDAM harus ditanam pada kedalaman 1,7 meter. Di wilayah informal itu tidak bisa dilakukan dan kadang terlalu dengan area sanitasi," kata Anizar.

Master meter yang tersambung dengan pipa lebih kecil ke rumah warga membantu kesulitan itu.

Baca juga: Teknologi Ramah Lingkungan Pasok Air Minum untuk Pengungsi Rohingya

Erine McKee dari USAID mengungkapkan, pihaknya bersama PDAM dan sektor swasta berkomitmen membangun 1.200 sambungan rumah yang akan melayani 6.000 warga pada 2019.

Hingga Maret ini, 1600 warga telah mendapat manfaat dari master meter.

Titie Sadarini, Chief Executive Coca Cola Foundation, mengatakan, pihaknya berinvestasi Rp 1,3 miliar untuk proyek ini.

Di Surabaya, pihaknya akan mendukung pembangunan 20 master meter di wilayah berbeda.

"Air menjadi hal pokok dalam usaha kami jadi kami juga ingin meningkatkan akses air minum masyarakat," katanya.

Anizar mengatakan, jika masalah keterjangkauan selesai, masalah selanjutnya yang masih harus diselesaikan adalah kualitas air.

"Masalah kita adalah air bakunya. Sumbernya sekarang masih Kali Surabaya. Kita harus menemukan sumber air baru yang lebih baik," ungkapnya.

Menurutnya, sumber air di wilayah Ngagel adalah salah satu yang potensial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com