Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Ramah Lingkungan Pasok Air Minum untuk Pengungsi Rohingya

Kompas.com - 10/01/2019, 20:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor


KOMPAS.com - Ada lebih dari 900 ribu pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar, Bangladesh. Sebagian besar tiba memasuki Bangladesh sejak Agustus 2017, saat kekerasan dan tindak persekusi oleh militer Myanmar menyebabkan eksodus massal dari para pengungsi Rohingya.

Para pengungsi ini tinggal di tengah lingkungan yang kumuh yang tersebar di 36 lokasi berbeda di Cox’s Bazar. Sebagian besar lokasi mengalami kelangkaan air. Namun sinar matahari hampir selalu bersinar.

Dalam kurun waktu lebih dari enam bulan, badan urusan pengungsi PBB dan para mitranya telah mengoperasikan sistem produksi air minum yang aman bertenaga surya.

Baca juga: BPOM Tanggapi Isu Mikroplastik di Air Minum dalam Kemasan

Laporan UNHCR menyatakan lima sistem pertama saat ini telah beroperasi dalam kapasitas penuh. Lembaga itu menyatakan sistem penyediaan air yang aman beroperasi sepenuhnya dengan tenaga listrik yang dihasilkan lewat panel surya.

Juru bicara UNHCR, Andrej Mahecic, menyatakan jaringan baru ini menyediakan air minum yang aman untuk lebih dari 40 ribu orang pengungsi.

"Pemanfaatan tenaga surya telah memungkinkan kalangan organisasi kemanusiaan untuk mengurangi biaya konsumsi energi dan emisi," ujar Mahecic.

"Jadi, ada dampak lingkungan yang jelas terkait pemanfaatan teknologi ini. Penambahan klorin dalam air juga mampu menyelamatkan nyawa untuk lokasi pengungsi dengan skala sebesar ini. Uji coba belum lama ini mengungkapkan sebagian besar kontaminasi pada air minum terjadi saat proses pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan di tingkat rumah tangga," papar Mahecic.

Mahecic mencatat air minum yang ditambahkan klorin aman untuk diminum selain juga mampu menghilangkan risiko penyebaran penyakit.

UNHCR bersama para lembaga mitranya berharap untuk mengoperasikan lagi sembilan jaringan penyedia air minum bertenaga surya di seluruh kamp pengungsi dalam tahun mendatang.

Proyek ini, yang didanai oleh lembaga itu, akan memakan biaya sebesar 10 juta dollar AS atau lebih dari Rp 140 miliar. Penambahan fasilitas ini akan memberi manfaat bagi tambahan 55 ribu pengungsi Rohingya.

Baca juga: Bagaimana Perubahan Iklim Menciptakan Ledakan Pengungsi di Eropa?

UNHCR menyatakan tujuan utamanya adalah untuk memasok 20 liter air yang aman untuk diminum bagi setiap individu pengungsi per harinya.

Lembaga itu menyatakan pipanisasi dari fasilitas pemasok air bertenaga surya hingga keran-keran kolektif akan dipasang di lokasi-lokasi strategis di seluruh lokasi pengungsian di Kutupalog-Balukhali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com