Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita 2 Pasien Atasi Nyeri Reumatik Autoimun dengan Agen Biologik

Kompas.com - 22/03/2019, 17:35 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Namun bila DMARDs gagal, seperti pada kebanyakan kasus AS, agen biologik seperti Secukinumab dari Novartis bisa menjadi alternatif pengobatan. Obat ini baru mendapatkan persetujuan BPOM untuk digunakan mengobati AS dan PsA.

Rudy menjelaskan bahwa berbeda dengan obat anti nyeri, agen biologik bekerja dengan lebih spesifik. Sebagai contoh adalah agen biologik yang menghambat IL-17a, salah satu jenis sitokin yang menyebabkan radang.

Baca juga: Kelebihan Berat Badan Perburuk Penyakit Psoriasis

 

“Jadi kalau obat anti nyeri itu kalau sudah radang baru dihambat, tetapi kalau anti biologik seperti anti IL-17a ini penyebab radangnya yang dihambat. Jadi IL-17a yang ditangkap sehingga ia tidak menyebabkan radang,” ujarnya.

Rudy melanjutkan, masalahnya kita enggak tahu kapan rangsangan terhadap IL-17a bisa berhenti, sehingga memang yang dianjurkan adalah penggunaan jangka panjang terhadap obat-obat ini.

Pada prakteknya, Secukinumab disuntikkan sebulan sekali sebagai pemeliharaan. Perlahan-lahan dosisnya dikurangi dengan memperlambat rentang waktu antara suntikan bila penyakit tidak kambuh.

Rio dan Adhi adalah dua pasien yang sudah mencoba menggunakan anti biologik untuk mengontrol rasa nyerinya. Walaupun tidak hilang, sebagian besar rasa nyeri itu diakui keduanya menjadi lebih terkontrol.

“80 persen (nyerinya) hilang. Kalau jalan-jalan dan ngobrol biasa tidak terasa nyeri. Kalau buru-buru jalan cepat, misalnya di bandara, baru terasa sakit sedikit dan bisa ditangani dengan makan obat painkiller,” kata Rio.

Tentunya, agen biologik yang hanya memberikan remisi ini tidak akan menjadi jawaban akhir dunia sains bagi para penderita AS dan PsA.

Jorge Wagner, President Director Novartis Indonesia, berkata bahwa dunia ilmiah selalu jauh dari solusi terakhir. Mereka pun tidak akan berhenti mencari cara untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com