KOMPAS.com - Patung Mesir kuno yang disimpan di Museum Brooklyn memiliki kemiripan, yakni tidak memiliki hidung.
Awalnya hal tersebut tidak disadari Edward Bleiberg selaku kurator galeri seni. Namun banyaknya kritik dan saran yang disampaikan pengunjung museum Brooklyn akhirnya menyadarkannya bahwa hilangnya hidung pada patung Mesir kuno bukanlah suatu kebetulan
Karenanya, Bleiberg memutuskan untuk menyelidiki hal tersebut dan hasil jerih payahnya disajikan dalam sebuah pameran bertajuk "Kekuatan Menyerang: Ikonoklasme dalam Mesir Kuno".
Untuk diketahui, ikonoklasme adalah gerakan memusnahkan ikon atau gambar seni yang dihormati.
Baca juga: Tak Hanya Manusia, Kucing Pun Dimumikan oleh Orang Mesir Kuno
"Kerusakan yang konsisten pada patung menunjukkan bahwa hal ini memiliki tujuan tertentu," kata Bleiberg dilansir IFL Science, Jumat (15/3/2019).
Selain patung yang kemungkinan besar sengaja dirusak, relief 2D juga menunjukkan bukti defensif yang disengaja.
Bleiberg berpendapat, hal ini ada hubungannya dengan fakta bahwa orang Mesir kuno percaya bahwa ikon tertentu memiliki jiwa orang yang meninggal atau bahkan roh dewa.
Sebab itu, patung, relief, atau gambar ibarat portal penghubung antara dunia orang hidup dan dunia supernatural para dewa atau orang mati.
Mereka percaya, ritual tertentu dapat menghidupkan kembali orang mati lewat roh yang tinggal di dalam patung atau karya seni berwujud manusia, dan mewujudkan permohonan keturunannya.
Mayoritas patung dan gambar tersimpan di makam dan kuil peradaban.
Di masa lalu, keturunan almarhum selalu mengirim barang atau makanan ke leluhurnya dengan meletakkannya di makam. Keyakinan ini diyakini memberi kekuatan pada berhala tersebut.
Namun manusia semakin rakus dan percaya bahwa tindakan vandalisme pada patung adalah satu-satunya cara mengambil kekuatan "roh".
"Bagian tubuh (patung) yang rusak tidak lagi dapat melakukan tugasnya (menjaga leluhur yang masih hidup di bumi)," jelas Bleiberg.
Misalnya tanpa telinga, leluhur tidak bisa mendengar permintaan keturunannya. Tanpa tangan, ia tidak bisa menerima persembahan, dan tanpa hidung tidak bisa bernapas. Hal ini secara efektif "membunuh" ikon roh.
Baca juga: Bukan Barang Baru, Kaus Kaki Bergaris Sudah Ada Sejak Zaman Mesir Kuno
Perampok makam mungkin memotong hidung patung untuk mencegah seseorang melakukan balas dendam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.