Masa China Kuno juga memiliki gagasan serupa. Material bahan untuk bantal juga bermacam-macam benda keras seperti porselen, batu giok, perunggu, bambu, atau kayu.
Selain itu, mitologi China mempercayai bahan keras pada bantal membantu sirkulasi darah serta menjauhkan dari roh jahat. Mereka percaya bahwa setiap bahan pembuat bantal memiliki manfaat kesehatan berbeda.
Seperti masyarakat Mesir Kuno, warga China Kuno juga menghiasi bantal mereka dengan ukiran. Tapi ukiran yang digunakan adalah gambar manusia, hewan, dan tanaman.
Semakin rumit ukiran yang dibuat harganya akan makin mahal.
Gagasan kenyamanan saat tidur tercetuskan oleh orang Yunani dan Romawi. Mereka meninggalkan ide bantal keras dan beralih pada bantal empuk.
Mereka mulai membuat bantal dari kain bekas yang diisi dengan bahan empuk seperti kapas, kapuk, alang-alang, dan jerami.
Namun, seperti penanda kelas sosial lain, orang kaya menggunakan bahan pengisi bulu lembut.
Inilah awal mula bantal yang kita ketahui dan gunakan sekarang. Meski begitu, pada abad pertengahan di Eropa, bantal tidak terlalu populer.
Masalahnya lagi-lagi adalah bantal menjadi simbol status sosial. Hanya orang kaya yang bisa tidur menggunakan bantal.
Baca juga: Kenali Penyebab Salah Bantal, Nyeri Leher Setelah Tidur
Bahkan, Raja Henry VIII melarang penggunaan bantal bagi siapa pun selain wanita hamil dan keluarga kerajaan.
Revolusi industri merupakan masa di mana banyak orang mulai menggunakan bantal. Selama masa ini, harga bantal lebih terjangkau karena diproduksi massal oleh perusahaan tekstil.
Bahkan, di masa kepemimpinan Ratu Victoria, bantal juga digunakan untuk fungsi dekoratif di sofa atau kursi.
Seiring berjalannya waktu, kini bantal dibuat dari berbagai macam bahan alami maupun sintetis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.