Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/03/2019, 19:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sebuah studi yang baru terbit di jurnal Science Advance Februari lalu telah mengamati kebiasaan tidur lalat buah.

"Kami menemukan bahwa beberapa lalat hampir tidak pernah tidur," kata rekan penulis studi Giorgio Gilestro, seorang dosen biologi sistem di Imperial College London, kepada Live Science.

Gilestro dan koleganya saat itu menemukan 6 persen lalat betina tidurnya kurang dari 72 menit setiap hari.

Dalam percobaan lebih lanjut, para peneliti membuat 96 persen lalat tidak tidur. Berunung mereka tidak segera mati seperti percobaan sebelumnya.

Kini Gilestro dan koleganya mempertanyakan apakah kurang tidur dapat membuat bertahan hidup.

"Beberapa hewan tampaknya bertahan hidup dengan jam tidur lebih sedikit dari yang diperkiraan sebelumnya berdasarkan teori pemulihan fungsi tidur," kata Niels Rattenborg yang mempelajari tidur pada burung di Institut Ornitologi Max Planck, Jerman.

Dalam studi 2016, Rattenborg dan koleganya memberi perangkat kecil pada burung frigat (Fregata minor) di kepulauan Galapagos untuk mengukur aktivitas listrik di otak.

Saat diamati, mereka menemukan terkadang salah satu belahan otak burung tidur saat terbang di atas lautan. Kedua belahan otak akan tidur secara bersamaan dalam penerbangan panjang.

Tidur saat terbang mungkin juga dilakukan burung layang-layang (Apus apus) yang bisa terbang selama 10 bulan tanpa mendarat. Meski sebenarnya belum ada bukti langsung tentang hal ini.

Hal yang lebih mengejutkan adalah, studi itu menemukan burung frigat dapat tidur selama 42 menit per hari saat terbang, meski mereka bisa berada di darat lebih dari 12 jam.

Baca juga: Populasi Serangga Dunia Menurun dan Ini Dampaknya pada Hewan Lain

Apakah Rattenborg berpikir ada hewan yang sama sekali tidak tidur?

"Apa pun itu mungkin," katanya.

"Namun pola yang muncul dalam studi adalah semua hewan tidur, meski sangat singkat. Hal ini menunjukkan jumlah tidur sesingkat apapun tetap penting untuk," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com