KOMPAS.com - Sebuah makalah ilmiah yang dipulikasikan dalam jurnal PLOS ONE memberikan kabar baik terkait populasi hewan laut di AS.
Jumlah populasi paus, duyung, dan kura-kura laut di negara itu sedang meningkat. Fenomena ini disebut seiring dengan terbitnya undang-undang tengara untuk melindungi beberapa spesies yang paling terancam punah di perairan AS.
Lebih dari tiga perempat populasi mamalia laut dan kura-kura yang dilindungi oleh Peraturan Perlindungan Satwa Terancam Punah AS (ESA) telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang jelas dalam beberapa dekade terakhir.
Para ahli di Center for Biological Diversity, sebuah organisasi non pemerintah yang berbasis di Arizona, menyebut hasil positif ini adalah bukti bahwa konservasi spesies yang ditunjang oleh hukum perikanan dapat memberikan dampak baik.
Baca juga: Demi Berburu Paus, Jepang akan Keluar dari IWC
ESA adalah undang-undang lingkungan yang pertama kali dirancang pada tahun 1973. Tujuannya adalah untuk menghentikan hewan dan tumbuhan di seluruh AS dari kepunahan.
Perkiraan sebelumnya menunjukkan bahwa tanpa perlindungan yang ditawarkan oleh perangkat hukum ini, lebih dari 200 spesies akan musnah sekitar tahun 2006.
Namun, dengan meningkatnya ancaman global terhadap kelangsungan hidup spesies, Dr Abel Valdivia dan rekan-rekannya di pusat menekankan pentingnya melacak populasi semua spesies yang masih dalam ancaman.
Ini khususnya berlaku untuk hewan laut, yang datanya sering kurang.
Tim itu kemudian menganalisis 23 dan delapan populasi representatif dari 14 mamalia laut dan lima spesies penyu.
Hasilnya, mereka menemukan 24 populasi yang meningkat dalam jumlah besar berasal dari spesies yang terdaftar di bawah ESA selama setidaknya dua dekade. Ini menunjukkan pentingnya perlindungan jangka panjang bagi makhluk laut.
Melansir dari The Independent, Kamis (17/01/2019), ESA telah menawarkan perlindungan bagi spesies yang sudah sangat terkuras akibat perburuan komersial selama beberapa dekade. Salah satu hewan yang dilindungi dari aturan itu adalah paus Atlantik Utara.
Aturan ini termasuk menerapkan batas kecepatan berlayar untuk mencegah serangan kapal. Tak hanya itu, aturan lain juga menegaskan adanya pembatasan penggunaan sonar oleh militer AS di habitat paus seperti Hawaii dan California selatan.
Akibat larangan ketat ini, penyu juga mendapat manfaat untuk menghasilkan telur hingga menetas. Di masa lalu, masalah penetasan ini telah menjadi penyebab utama penurunan jumlah populasi penyu.
Baca juga: Jumlah Kematian Penyu di Florida Melonjak, Alga Merah Diduga Biangnya
Sayangnya, tidak semua hewan mendapat manfaat dari perlindungan ESA. Sebut saja beberapa populasi paus pembunuh dan beluga dan anjing laut biarawan Hawaii yang hingga kini masih terancam punah.
Meski begitu, ini sebuah contoh baik untuk memperlihatkan pada dunia tentang konsistensi penerapan aturan konservasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.