Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah Manusia, Inilah 9 Ancaman Terbesar yang Dihadapi Laut dan Isinya

Kompas.com - 04/03/2019, 18:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Newsweek


KOMPAS.com - Dalam World Wildlife Day (WWD) atau Hari Margasatwa Dunia yang jatuh setiap tanggal 3 Maret, PBB untuk pertama kalinya menyoroti ancaman bagi kehidupan laut.

Tema yang diangkat PBB adalah "Kehidupan di bawah air: untuk manusia dan planet", yang akan menjadi kereta untuk konservasi yang utamanya fokus pada perlindungan spesies laut.

"Lautan mengatur iklim kita, menghasilkan setengah oksigen yang kita hirup, menyediakan makan untuk lebih dari 3 miliar orang, dan menyerap 30 persen karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer dan 90 persen suhu panas akibat perubahan iklim," kata Abdoulaye Mar Dieye, Asisten Sekretaris Jenderal PBB pada November lalu.

Untuk diketahui, sekitar 71 persen permukaan Bumi adalah lautan. Selain sumbangsih nyata yang telah disebutkan Mar Dieye, lautan juga membentuk lebih dari 99 persen habitat yang layak Bumi.

Baca juga: Berkat Penerapan Aturan, Populasi Hewan Laut Terancam Punah di AS Naik

Nahasnya lautan kita saat ini dalam masalah serius.  Analisis sistematis pertama yang terbit di jurnal Current Biology 2018 menemukan bahwa luas lautan telah berubah karena aktivitas manusia, dan hanya menyisakan 13 persen yang dibiarkan alami.

Bukti itu menyusul pemberitaan setengah lautan dunia terus dieksploitasi untuk penangkapan ikan. Hal ini pun dimuat dalam laporan jurnal Science 2018 yang menemukan penangkapan ikan komersial mencakup area lebih besar dibanding pertanian global.

Ancaman terhadap ekosistem laut sendiri datang dari berbagai macam hal, termasuk penangkapan ikan berlebihan, bahan kimia, hingga pemanasan global yang menaikkan suhu di luat.

Dari pemutihan karang hingga pengasaman, inilah 9 ancaman terbesar yang dihadapi lautan dan hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampaknya seperti dilansir Newsweek, Senin (3/3/2019).

1. Pemanasan global

Sekitar 80 80 persen CO2 yang diproduksi manusia diserap lautan dan membuatnya panas.

Perairan yang hangat dapat mempengaruhi semua aspek di laut, mulai dari pemutihan karang hingga pola migrasi ikan, bahkan mengubah arus samudra.

Apa yang bisa kita lakukan?

Pemerintahan setiap negara perlu melakukan perubahan besar yang tegas untuk menangani masalah ini. Misalnya  dengan undang-undang yang melindungi lingkungan.

2. Polusi plastik

Seekor kuda laut tengah berenang di antara sampah-sampah plastik yang melayang di air.SHUTTERSTOCK Seekor kuda laut tengah berenang di antara sampah-sampah plastik yang melayang di air.
Greenpeace memperkirakan 12,7 juta ton plastik berakhir di laut setiap tahun. Sampah plastik seperti botol dan plastik kresek sering dikira makanan oleh makhluk laut, tak jarang saat mereka mati di dalam perutnya ditemukan plasik.

Plastik yang masuk ke pencernaan ikan dapat memblokir saluran udara dan mencekiknya. Selain itu, plastik juga menyumbat perut ikan sehingga mereka tidak bisa makan makanan sungguhan.

Fakta lapangan membukikan, ikan yang tercemar laut tak hanya yang dekat dengan pantai, tapi di Palung Mariana yang kedalamannya 11 kilometer ditemukan hampir semua penghuninya mengkonsumsi plastik.

Apa yang bisa kita lakukan?

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau