Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah Manusia, Inilah 9 Ancaman Terbesar yang Dihadapi Laut dan Isinya

Kompas.com - 04/03/2019, 18:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Newsweek

Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah diet plastik. Cobalah membawa tas belanjaan sendiri saat pergi ke pasar, swalayan, atau mungkin mal.

Anda juga bisa membawa botol minum dari rumah dibanding membeli air botol kemasan. Sedotan dan sendok plastik juga tidak perlu dipakai lagi.

3. Penangkapan ikan berlebihan

WWF mengatakan, lebih dari 30 persen ikan dunia telah ditangkap secara cuma-cuma. Beberapa ikan seperti tuna sirip biru Atlantik dibur secara berlebihan sehingga spesiesnya kini terancam punah.

Selain itu, penangkapan ikan secara ilegal juga menjadi masalah besar yang dihadapi banyak negara.

4. Pariwisata

Semua orang menyukai pantai, tapi pertumbuhan wisata pantai yang tidak teratur juga sangat merusak laut.

Infrastruktur berupa jalan dan bangunan mengganikan habitat alami dan masuknya pengunjung menghasilkan lebih banyak sampah dan polusi.

Untuk diketahui, terumbu karang sepanjang Hong Kong sampai Honolulu telah hancur karena pariwisata pantai.

5. Perjalanan ekspedisi laut

Kapal komersial yang kerap digunakan untuk mengirim barang dari luar negeri tanpa disadari sering menimbulkan sejumlah ancaman terhadap kehidupan laut.

Kapal-kapal itu sering mengalami kebocoran bahan bakar yang akhirnya limbahnya dibuang ke laut dan mencemari udara melalui emisi sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan karbon dioksida. Mereka kerap diketahui menabrak paus dan mamalia laut lainnya.

Apa yang bisa kita lakukan?

Cobalah untuk menahan diri tidak membeli barang dari luar negeri, tapi sebaliknya membeli barang lokal.

6. Minyak dan gas

Cadangan minyak dan gas bumi tersimpan di dasar laut dalam jumlah besar.

Namun, pengeboran dan pencairan dapat merusak lingkungan laut. Hal ini tidak diimbangi dengan langkah perusahaan menangani masalah lingkungan tersebut, misalnya adanya kelalaian sehingga minyak tumpah ke laut dan merusak.

Saat sumber daya menipis, perusahaan akan pindah ke daerah lain untuk melakukan hal yang sama, begitu seterusnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com