Skema KEE ternyata berhasil, indikatornya adalah tidak adanya kasus kematian orangutan secara tidak wajar di wilayah ini. Kematian yang ada, karena memang kematian alamiah.
Hasil kajian Population and Habitat Viability Assessment Orangutan (PHVA) 2016 menunjukkan bahwa orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus morio) tersebar di 17 metapopulasi (kelompok-kelompok individu di dalam populasi).
Dari 17 metapopulasi tersebut, enam (6) di antaranya berada di Provinsi Kalimantan Timur. Enam metapopulasi orang utang terbagi berdasarkan kondisi habitatnya. Kondisi habitat yang masih baik bisa ditemukan bentang alam Kutai-Bontang dan bentang alam (Wehea-Kelay serta Sungai Lesan).
Pada kawasan Sangkulirang dan Belayan-Senyiur, kondisi habitat orangutannya masuk dalam kategori menengah. Adapun orangutan di Sungai Wein dan Beratus, habitatnya paling buruk se-Kalimantan Timur.
Berdasarkan PHVA, kawasan Wehea-Kelay masuk dalam habitat yang masih baik untuk orangutan. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip dasar pengelolaan konflik terpenuhi bahwa risiko kerugian manusia bisa dikurangi tanpa menganggu orangutan.
(*Edy Sudiono, bekerja sebagai Manajer Kemitraan The Nature Conservancy Indonesia untuk Indonesia Terrestrial Program di Kalimantan Timur.)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.