KOMPAS.com - Apakah pizza lezat yang Anda makan sambil menonton Piala Dunia dapat membunuh harimau atau orangutan?
Pizza, biskuit, dan perawatan kecantikan adalah sebagian dari ribuan produk yang mengandung minyak kelapa sawit.
Seperti kita tahu, banyak hutan ditebang dan digantikan dengan kebun kelapa sawit. Habitat spesies penting hilang, artinya kehidupan mereka di alam liar semakin terancam.
Sebuah studi terbaru juga mengungkap, penanaman minyak alternatif dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi mahluk hidup.
Baca juga: Orangutan Sumatera Tertua di Dunia Mati pada Usia 62 Tahun
Mengapa cerita ini penting?
Minyak kelapa sawit sering kali dipandang sebagai perusak lingkungan yang menyebabkan penggundulan hutan tropis dan mengancam sejumlah spesies penting.
Namun ada kenyataan yang lebih rumit.
Meskipun kelapa sawit hanya menyebabkan 0,4 persen deforestasi dunia, hal ini membawa pengaruh besar di sejumlah tempat seperti Indonesia dan Malaysia karena menyebabkan kerusakan sampai 50 persen di beberapa daerah.
Pelarangan kelapa sawit tidak akan berguna selama dunia masih memerlukan minyak dari tumbuhan, kata penulis laporan.
Sejumlah usaha untuk meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit yang bertanggung jawab juga masih belum berhasil.
Bagaimana lipstik mengancam spesies?
Minyak kelapa sawit adalah minyak asal tumbuhan yang paling banyak dipakai di bumi dan diyakini ada sekitar 50 persen dari semua produk di supermarket dan toko-toko lainnya yang menggunakan bahan ini.
Produk-produk di pasaran mengambil minyak merah dari buah kelapa sawit, terutama dari kelapa sawit Afrika, Elaeis guineensis.
Elaeis guineensis paling banyak tumbuh di daerah Indonesia dan Malaysia. Dalam dunia bisnis, ada puluhan juta ton kelapa sawit yang diperjualbelikan dengan nilai sekitar Rp 567 triliun setiap tahunnya.
Dalam pembuatan lipstik, minyak kelapa sawit berguna untuk mempertahankan warna, membuat hambar, dan mempertahankan bentuk agar tidak meleleh saat berada di suhu tinggi.