Dalam kasus Adi, stimulusnya adalah ditilang. Namun reaksi yang dikeluarkannya justru terlalu berlebihan.
"Kemudian, dia juga enggak bisa manage rasa marah atau kesalnya. Sehingga reaksinya lebih seperti dia kesal dengan dirinya sendiri," imbuhnya.
Memang orang yang masih muda memiliki emosi yang lebih meletup-letup dibanding orang dewasa. Namun kalau melihat hal yang dilakukan Adi, Romi berprasangka dia sejak awal sudah memiliki tabiat tempramental.
"Dia mudah marah, mudah terpicu oleh situasi. Stabilitas emosinya enggak stabil," kata Romi.
Mengatur emosi dan pesan untuk pasangan orang tempramen
Sejak awal Romi mengatakan bahwa pria itu tidak bisa mengatur emosinya.
Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mengatur emosi adalah berpikir dengan nalar, mempertimbangkan dampak yang akan terjadi sebelum melakukan sesuatu.
Baca juga: Kasus Ibu yang Tega Setrika Anaknya di Garut, Apa Kata Psikolog?
Kemudian, bila Anda memiliki pasangan yang mudah marah dan gampang tersulut emosinya, Romi berpesan untuk hati-hati.
"Jangan sampai saat sudah melakukan perkawinan makin menjadi (emosinya) dan dapat memicu kekerasan dalam rumah tangga. Karena orang seperti ini butuh bantuan pakar," katanya.
"Kemudian kalau masih dalam tahap pacar, butuh uluran dari keluarga untuk lebih banyak bertindak membantu mengatasi," imbuhnya.
Romi berpesan, bila pasangan sedang berada di emosi tak terkendali lebih baik mendiamkannya dan tetap mengontrolnya untuk dapat berpikir jernih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.