Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Perubahan Iklim Ubah Warna Permukaan Laut, Berikut Dampaknya

Kompas.com - 05/02/2019, 17:18 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Senin kemarin (4/2/2019), para ilmuwan melaporkan sesuatu yang berkaitan dengan perubahan iklim lagi. Menurut ahli, di akhir abad ini atau bisa lebih cepat, lautan dunia akan berubah warna menjadi lebih hijau atau lebih biru.

Memang, perubahan warna ini tidak bisa dilihat secara kasat mata. Namun hal ini mengisyaratkan akan terjadi perubahan besar bagi kehidupan bawah laut.

Perubahan warna disebabkan oleh mikroorganisme laut kecil yang disebut fitoplankton, bagian terpenting dalam jaring makanan laut dan siklus karbon global. Fitoplankton memiliki kepekaan tinggi terhadap perubahan suhu laut.

Ketika cahaya dipantulkan organisme, mekar fitoplankton akan menciptakan pola warna-warni di permukaan laut.

Baca juga: Studi Baru, Perubahan Iklim dapat Menyebabkan Bayi Cacat Jantung

Namun, perubahan iklim memicu beberapa fitoplankton makin mekar di beberapa daerah, dan juga membuatnya berkurang di tempat lain. Hal inilah yang nantinya membuat perubahan warna halus di permukaan laut.

Untuk diketahui, warna laut yang bervariasi dari hijau atau biru, tergantung pada jenis dan konsentrasi fitoplankton atau alga di area tersebut. Lautan yang berwarna biru tua artinya memiliki sedikit fitoplankton.

Sebaliknya, jika makin banyak fitoplankton di daerah tersebut maka permukaan air cenderung berwarna hijau.

Menurut NASA, ketika sinar matahari terpapar lautan, sebagian cahaya dipantulkan kembali secara langsung dan mayoritas menembus permukaan laut untuk berinteraksi dengan molekul air.

Dengan mengamati warna laut, para ahli dapat lebih memahami perilaku fitoplankton dan bagaimana pengaruhnya terhadap alam semesta.

"Warna akan menjadi salah satu sinyal awal," kata Stephanie Dutkiewicz, ahli dari Pusat Sains Perubahan Global MT.

"Kita bisa mengamati perubahan (bukan lewat mata tapi alat) bahwa warna laut berubah," sambungnya dilansir Science Alert, Selasa (5/2/2019).

Dalam laporan yang terbit di jurnal Nature Communications, fitoplankton hidup di permukaan laut dan menggunakan sinar matahari serta karbon dioksida untuk fotosintesis. Mereka mengisap karbon ke lautan dan mengeluarkan oksigen.

Saat fitoplankton mati, mereka mengubur karbon di laut dalam. Hal ini merupakan proses penting yang membantu mengatur iklim global.

Sayangnya, fitoplankton juga rentan terhadap pemanasan suhu air khususnya yang diakibatkan oleh perubahan iklim saat ini.

NASA mengatakan, perubahan iklim telah mengubah sifat utama lautan dan mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton. Mereka tidak hanya butuh sinar matahari dan karbon dioksida, tapi juga nutrisi.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau