KOMPAS.com – Ketika demam berdarah dengue (DBD) sedang mewabah seperti ini, salah satu upaya pencegahan yang harus dilakukan adalah meminimalisir gigitan nyamuk.
Namun bagi 20 persen manusia, hal ini hampir mustahil untuk dilakukan. Pasalnya, darah mereka terasa lebih enak bagi nyamuk sehingga lebih sering digigit dibanding orang-orang pada umumnya.
Para peneliti memang belum tahu cara untuk mengubah kondisi ini, tetapi mereka telah mengetahui beberapa penyebab 20 persen manusia ini lebih sering digigit nyamuk. Berikut paparannya:
1. Golongan darah
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Medical Entomology pada 2014 menemukan bahwa risiko orang bergolongan darah O untuk digigit nyamuk dua kali lipat golongan darah A. Sementara itu, orang dengan golongan darah B berada di antara kedua golongan itu.
Baca juga: Pentingnya Edukasi Dini soal Nyamuk DBD, 4 Hal Ini Perlu Ditanamkan
Hal ini, menurut para peneliti, karena orang-orang bergolongan darah O dan B lebih sering mengeluarkan sinyal kimia yang menunjukkan golongan darah melalui kulit mereka. Nyamuk pun lebih tertarik pada orang-orang yang menghasilkan sinyal kimia tersebut daripada yang tidak.
2. Karbon dioksida
Cara lain nyamuk mendeteksi mangsanya adalah melalui karbon dioksida yang kita hasilkan. Mereka memiliki organ yang disebut maxillary palp untuk mendeteksi karbon dioksida hingga jarak 50 meter.
Inilah sebabnya orang dewasa yang menghasilkan lebih banyak karbon dioksida lebih sering digigit nyamuk daripada anak-anak.
3. Olahraga dan metabolisme
Seseorang yang baru saja berolahraga lebih sering digigit nyamuk daripada orang yang tidak sedang berolahraga.
Hal ini karena nyamuk menemukan korbannya dengan mencium asid laktik, asam urat, ammonia, dan zat-zat lain yang dikeluarkan oleh manusia melalui keringat. Nyamuk juga lebih tertarik pada mangsa yang temperatur tubuhnya yang lebih tinggi.
Baca juga: Cegah DBD: 8 Tanaman Penghalau Aedes aegypti, Menurut Sains
4. Bakteri kulit
Sadarkah Anda bahwa nyamuk paling suka menggigit bagian kaki? Penyebabnya mungkin adalah koloni bakteri yang tinggal di area tersebut.
Penelitian pada 2011 menemukan bahwa memiliki beberapa jenis bakteri dalam jumlah besar membuat kulit lebih menarik bagi nyamuk daripada kulit dengan banyak jenis bakteri. Bagian kaki biasanya memiliki koloni bakteri yang lebih kuat daripada bagian-bagian tubuh lainnya.