Gejala-gejala inilah yang menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit yang mengarahkan dokter pada diagnosis demam berdarah.
Gejala-gejala demam berdarah yang dirasakan membuat penderita menjadi sulit untuk menjalani aktivitas sehari-hari, misalnya menjadi tidak mampu untuk pergi ke sekolah, melakukan pekerjaan kantor, dan kegiatan rutin lainnya.
Untuk mencegah hal negatif lainnya, penderita demam berdarah dianjurkan untuk memperbanyak minum air putih untuk membantu menurunkan suhu tubuh dan mencegah terjadinya dehidrasi.
Pasien juga harus terus dipantau karena hal ini rentan untuk memasuki fase kritis.
2. Fase kritis
Setelah melewati fase demam, pasien demam berdarah akan mengalami fase kritis. Nah, fase ini biasanya menjadi "pengecoh" karena penderita merasa sembuh dan dapat melakukan aktivitas kembali.
Pasalnya, fase kritis ini ditandai dengan penurunan suhu tubuh hingga 37 derajat celcius ke suhu normal.
Padahal, bila fase ini terabaikan dan tidak segera mendapatkan pengobatan, trombosit pasien akan terus menurun secara drastis dan dapat mengakibatkan perdarahan yang sering tidak disadari.
Oleh sebab itu, pasien harus cepat ditangani oleh tim medis karena fase kritis ini berlangsung tidak lebih dari 24-38 jam.
Selama masa transisi dari fase demam ke fase kritis, pasien memasuki risiko tertinggi untuk mengalami kebocoran pembuluh darah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.