Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik, Telur Ayam Ini Mengandung Obat Anti-kanker

Kompas.com - 28/01/2019, 19:34 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Pernahkah Anda membayangkan hanya dengan konsumsi telur ayam bisa mengobati beberapa jenis kanker?

Inilah yang sedang dikembangkan oleh para peneliti di Inggris. Mereka memodifikasi gen ayam untuk bisa menghasilkan telur yang mengandung obat untuk radang sendi dan beberapa jenis kanker.

Para peneliti mengklaim bahwa obat dalam telur ayam ini 100 kali lebih murah dibanding obat produksi pabrik.

Namun jangan khawatir jika ayam-ayam petelur itu nantinya diperlakukan dengan semena-mena. Dr Lissa Herron dari Roslin Technologies, Edinburgh mengungkapkan hal sebaliknya.

Ayam-ayam itu justru akan "dimanjakan" dibanding hewan ternak lain.

Baca juga: Telur Organik Memang Lebih Baik, tetapi Masaknya Harus Benar

"Mereka hidup dalam kandang yang sangat besar. Mereka diberi makan dan diberi air serta dirawat setiap hari oleh petugas terlatik, dan menjalani kehidupan cukup nyaman," ungkap Herron dikutip dari BBC, Senin (28/01/2019).

"Sejauh yang ayam tahu, itu kegiatan bertelur normal. Hal ini tidak mempengaruhi kesehatan mereka dengan cara apapun, mereka hanya bertelur seperti biasa," tegasnya.

Sebelumnya, para ilmuwan mencoba untuk memodifikasi gen kambing, kelinci, dan ayam untuk menghasilkan protein tertentu dalam susu atau telur.

Para peneliti mengatakan bahwa cara baru ini akan lebih efisien, lebih baik, dan lebih hemat daripada menghasilkan protein itu di pabrik.

"Produksi dari ayam dapat berharga antara 10 hingg 100 kali lipat lebih rendah dari pabrik. Jadi semoga kita akan melihat setidaknya 10 kali biaya produksi keseluruhan yang lebih rendah," ujar Herron.

Dia menyebut penghematan terbesar berasal dari fakta kandang ayam jauh lebih murah jika dibandingkan kamar steril di pabrik.

Protein Khusus

Metode ini mulai dijalankan oleh Herron dan koleganya setelah dia memecahkan telur dan memisahkan antara kuning dan putih telur. Herron menyadari bahwa telur ayam memiliki jumlah protein yang relatif besar.

Tim kemudian fokus dapa dua protein yang sangat penting bagi sistem kekebalan tubuh.

Pertama adalah IFNalpha2a, sebuah protein yang memiliki efek antivirus dan antikanker yang kuat.

Kedua adalah makrofag-CSF, protein yang sedang dikembangkan sebagai terapi yang merangsang jaringan rusak untuk memperbaiki diri.

Baca juga: Ahli Gizi: Jangan Pisahkan Kuning Telur dari Putihnya

Para peneliti menyebut bahwa tiga telur cukup untuk menghasilkan dosis obat. Padahal, ayam bisa bertelur hingga 300 butir per tahun.

Dengan begitu, pada jumlah tertentu, kita bisa memproduksi obat dalam jumlah komersial.

Obat Lain

Para peneliti berharap tidak berhenti sampai di sini. Mereka ingin mengembangkan obat-obatan menggunakan ayam.

Ini termasuk obat-obatan yang meningkatkan sistem kekebalan hewan ternak sebagai alternatif dari antibiotik, yang akan mengurangi risiko pengembangan galur baru bakteri super tahan antibiotik.

Menurut Herron, ada potensi untuk menggunakan sifat penyembuhan makrofag-CSF untuk merawat hewan peliharaan.

"Sebagai contoh, kita dapat menggunakannya dalam meregenerasi hati atau ginjal hewan peliharaan yang telah menderita kerusakan pada organ-organ ini. Obat-obatan yang tersedia saat ini agak terlalu mahal sehingga kami berharap bahwa kami mungkin bisa masuk ke dalam itu sedikit lebih," katanya.

Profesor Helen Sang, dari Roslin Institute, Edinburgh University, mengatakan, "Kami belum memproduksi obat-obatan untuk manusia, tetapi penelitian ini menunjukkan bahwa ayam secara komersial layak untuk menghasilkan protein yang cocok untuk studi penemuan obat dan aplikasi lain dalam bioteknologi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau