Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/01/2019, 15:04 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Pernahkah Anda membayangkan mendonorkan tinja? Mungkin terdengar aneh dan menjijikan, tapi inilah yang dilakukan oleh Claudia Capenella, seorang pegawai administrasi di salah satu universitas di Inggris.

Tinja yang didonorkan Campenella digunakan untuk keperluan riset medis.

Tinja miliknya, yang penuh dengan bakteri dan virus "baik", akan dimasukkan ke dalam usus pasien yang sakit untuk membantu usus mereka menjadi lebih baik.

Claudia tahu donasinya sangat berguna bagi orang lain. Tetapi apakah kotorannya begitu istimewa?

Para ilmuwan percaya kotoran beberapa orang mungkin mengandung campuran bakteri penyembuh yang ideal untuk memperbaiki penyakit usus. Itu yang membuat mereka berperan sebagai pendonor super.

Baca juga: Jika Caranya Benar, Tinja Kita Juga Bisa Disulap Jadi Arang dan Pupuk

Claudia adalah seorang vegetarian. Berdasarkan apa yang dia baca, tinja seorang vegetarian bisa jadi kandidat yang baik untuk donor.

Meskipun tidak ada bukti bahwa kotoran seorang vegetarian lebih baik daripada kotoran manusia lainnya, para ahli mengeksplorasi apa yang membuat tinja "super".

Dr Justin O'Sullivan adalah pakar biologi molekuler di Universitas Auckland dan dia telah menyelidiki konsep donor tinja super.

Tinja Sempurna

Perut kita menampung jutaan bakteri dan virus. Mereka hidup di dalam tubuh kita secara komunal yang disebut sebagai mikrobiome dan memiliki keberagaman.

Keadaan itu berbeda di dalam setiap perut masing-masing individu.

Meski masih asing, transplantasi feses dalam bidang kedokteran memebrikan beberapa syarat pada para pendonor tinja super agar metoda itu berhasil.

Dr O'Sullivan mengatakan, "Kami melihat transplantasi dari donor super peluangnya dua kali lebih besar dari rata-rata untuk mencapai tingkat remisi klinis (sembuh bebas gejala)."

"Harapan kami adalah jika kita dapat mengetahui bagaimana hal ini terjadi, maka kita dapat meningkatkan keberhasilan transplantasi feses dan bahkan mengujinya untuk kondisi terkait mikrobiome baru seperti alzheimer, sklerosis ganda dan asma," imbuhnya.

Konsultan gastroenterologi untuk Rumah Sakit West Hertfordshire NHS Trust, Dr Jon Landy berperan untuk membantu mengoordinasikan unit transplantasi feses mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com