Wu dan timnya mencitrakan lempengan itu menggunakan data yang dikumpulkan dari gelombang gempa, seperti pemindaian computed tomography (CT) yang dimiliki dokter untuk memindai organ dalam tubuh pasien.
"Kami telah berusaha kembali ke masa lalu dengan pengukuran yang lebih akurat dibanding studi sebelumnya. Studi kami lebih detail dari perkiraan sebelumnya. Kami berhasil sampai di zaman dinosaurus," ujar Wu.
Baca juga: Konservasi Berhasil, Gorila Pegunungan Tidak Lagi “Terancam Kritis”
Setelah para ahli menganalisis sisa tektonik di bawah tanah, mereka dapat mengumpulkan fakta bagaimana Andes terbentuk.
Lempeng Nazca yang menghantam zoma transisi atau lapisan terputus-putus di mantel, gerakan lempeng memperlambat dan menyebabkan tumpukan di atasnya.
Model mereka menunjukkan bahwa fase arus subduksi Nazca dimulai di Peru selama periode Cretaceous akhir, sekitar 80 juta tahun lalu.
Kemudian subduksi bergerak ke selatan mencapai Andes selatan di Chili pada periode Kenozoikum awal, sekitar 55 juta tahun lalu.
"Dengan demikian, yang kami temukan bertentangan dengan paradigma saat ini. Subduksi Nazca belum sepenuhnya berkelanjutan sejak periode Mesozoikum, melainkan fase yang berbeda," tulis para ahli dalam laporannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.