Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mana yang Lebih Baik, Diet Rendah Karbohidrat atau Rendah Lemak?

Kompas.com - 05/01/2019, 20:04 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Asupan makan dan camilan dikontrol secara ketat dan terus menerus disesuaikan sehingga berat badan setiap orang tetap stabil.

David Ludwig, penulis utama makalah dan penelitian pada Boston Children Hospital mengatakan studi itu menunjukkan dengan membatasi asupan karbohidrat membuat lebih mudah bagi orang untuk membuat berat badan stabil begitu mereka berhasil menurunkan berat badan. Ia mengatakan pendekatan ini mungkin akan menjadi yang paling baik bagi penderita diabetes dan pra-diabetes.

Ludwig mencatat, studi ini tidak dimaksudkan untuk menguji efek kesehatan dalam jangka panjang atau skenario dunia nyata dimana orang mempersiapkan makanannya sendiri. Temuan-temuan tersebut juga perlu diulang agar dapat divalidasi, ujarnya.

Caroline Apovian dari Boston University School of Medicine mengatakan semua temuan tersebut merupakan materi yang menarik untuk kalangan ilmuwan, namun jangan dianggap sebagai saran bagi orang biasa yang mencoba untuk menurunkan berat badan.

Kurangi lemak agar tetap langsing?

Selama bertahun-tahun orang disarankan untuk membatasi lemak, yang ditemukan dalam kandungan berbagai makanan seperti daging, kacang-kacangan, telur, mentega, dan minyak.

Mengurangi lemak dianggap sebagai cara untuk mengendalikan berat badan, karena satu gram lemak memiliki jumlah kalori dua kali lebih banyak dibandingkan jumlah karbohidrat atau protein dalam kadar yang sama.

Banyak yang mengatakan saran tersebut memiliki efek yang berlawanan karena secara tanpa sadar mendorong kita untuk mengkonsumsi biskuit, kue, dan makanan yang lainnya dengan kandungan karbohidrat rafinasi dan gula yang sekarang dituduh sebagai penyebab melebarnya pinggul kita.

Para pakar nutrisi berangsur-angsur menjauh dari rekomendasi untuk membatasi lemak untuk menurunkan berat badan. Lemak penting untuk menyerap zat-zat nutrisi penting dan dapat membantu kita untuk tetap kenyang. Namun, bukan berarti anda harus hidup dengan daging steak berlumur mentega untuk menjaga kesehatan badan.

Bruce Y. Lee, seorang profesor kesehatan internasional di John Hopkins, mengatakan pelajaran yang diambil dari mode anti makanan berlemak harus diaplikasikan juga pada mode makanan anti karbohidrat: Jangan menyederhanakan nasihat.

“Ada upaya terus menerus untuk mencari jalan keluar yang mudah,” ujar Lee.

Mana yang lebih baik?

Studi utama lainnya pada tahun yang baru lalu menemukan pola diet rendah karbohidrat dan pola diet rendah lemak sama efektifnya untuk mengurangi berat badan.

Hasilnya antara satu individu dan individu yang lain berbeda-beda, namun setelah satu tahun, peserta di dua kelompok berhasil mengurangi rata-rata berat badan 5,4 hingga 5,9 kg.

Penulis studi mencatat semua temuan itu tidak berbeda dengan studi tentang diet rendah karbohidrat yang dilakukan oleh Ludwig.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau