Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang 9 Spesies Punah dan Terancam Punah Sepanjang 2018

Kompas.com - 01/01/2019, 12:26 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

6. Salamander raksasa China

Selain membunuh hewan modern, disadari atau tidak kita juga menjadi ancaman salamander raksasa China.

Mereka adalah fosil hidup yang moyangnya menjelajahi Bumi bersama stegosaurus dan diplodocus sekitar 250 juta tahun lalu, dan kini di ambang kepunahan.

7. Jerapah

Pada Desember 2018, pemerintah Kenya menyatakan jerapah sebagai hewan terancam punah.

Populasi jerapah di Kenya telah anjlok 40 persen dalam waktu 30 tahun terakhir, kata Charles Musyoki, direktur jenderal dinas satwa liar Kenya.

Ini adalah kali pertama Jerapah dinyatakan terancam punah.

Baca selengkapnya: Baca juga: Pemerintah Kenya: Jerapah Terancam Punah

8. Lemur

Berbagai jenis lemur di Madagaskar.WIKIPEDIA Berbagai jenis lemur di Madagaskar.

Kelompok konservasi terkemuka dunia, International Union for the Conservation of Nature (IUCN) mengumumkan 95 persen populasi lemur di seluruh dunia berada di ambang kepunahan.

Lemur merupakan primata arboreal (primata yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di pepohonan, red) dengan moncong runcing dan ekor panjang yang hanya ditemukan di Madagaskar.

Sayang, habitat utama lemur semakin rusak dan hilang karena penebangan dan penambangan ilegal, ditambah lagi maraknya perburuan liar. Ketiga hal tersebut bertanggung jawab akan kasus ini.

Baca juga: IUCN: Lemur Resmi Jadi Primata Paling Terancam Punah di Dunia

9. Serangga dalam bahaya


Serangga di dunia sedang dalam bahaya. Kita telah kehilangan 97 persen kupu-kupu raja barat di AS, dan serangga creepy-crawly di Amerika Selatan juga menurun drastis.

"Serangga memberi kekuatan pada dunia dengan cara yang nyata, mereka membuat dunia bekerja. Tapi kita telah menghilangkannya dari Bumi dan semestinya ini menjadi peringatan keras," kata McKeon.

Baca juga: Ratusan Spesies Baru Ditemukan Tahun Ini, Ini 4 yang Paling Unik

"Kehilangan spesies berarti kehilangan buku-buku evolusi sebelum kita memiliki kesempatan untuk membacanya," tutup Thomas Hildebrandt, ahli di balik teknik konservasi inovatif yang membuat hibrida badak putih utara melalui IVF.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com