KOMPAS.com - Kelompok konservasi terkemuka dunia, International Union for the Conservation of Nature (IUCN) baru saja mengumumkan 95 persen populasi lemur di seluruh dunia berada di ambang kepunahan.
Lemur merupakan primata arboreal (primata yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di pepohonan, red) dengan moncong runcing dan ekor panjang yang hanya ditemukan di Madagaskar.
Sayang, habitat utama lemur semakin rusak dan hilang karena penebangan dan penambangan ilegal, ditambah lagi maraknya perburuan liar. Ketiga hal tersebut bertanggung jawab akan kasus ini.
Baca juga: Lemur Punya Kebiasaan Mengunyah Kaki Seribu, Untuk Apa?
"Tidak diragukan lagi, ini menjadi ancaman besar bagi mamalia dan kelompok hewan vertebrata lainnya," ujar Russ Mittermeier dari komisi kelangsungan hidup spesies IUCN dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Kamis (2/8/2018).
Dari total 111 spesies lemur dan subspesies, ada 105 spesies yang terancam punah. Data ini merupakan yang terbaru dari IUCN sejak 2012.
"Yang paling memprihatinkan adalah meningkatnya perburuan lemur, termasuk perburuan komersial berskala besar," imbuh Cristoph Schwitzer, direktur konservasi di Bristol Zoological Society dalam sebuah pernyataan.
Cristoph menggambarkan perburuan saat ini lebih liar dan tidak seperti yang pernah terlihat di Madagaskar sebelumnya.
"Salah satu yang diklasifikasikan sebagai sangat terancam punah adalah lemur sportif utara (Lepilemur septentrionalis) yang diperkirakan hanya tinggal 50 ekor," imbuh IUCN.
Baca juga: Terancam Punah, Paus Biru Justru Ditangkap Pemburu di Islandia
Menurut Jonah Ratsimbazafy dari kelompok penelitian primata domestik (GERP), ini adalah kabar buruk. Sebab, lemur di Madagaskar itu seperti panda di China yang eksotis dan dapat menarik wisatawan juga pecinta lingkungan.
Demi menangani masalah ini, IUCN berencana akan segera meluncurkan aksi konservasi lemur untuk membantu melestarikan spesies primata unik yang terancam punah itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.