Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Mengenal Fenomena "Sinkhole" dalam Amblesnya Jalan Gubeng Surabaya

Kompas.com - 22/12/2018, 17:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Para peneliti tersebut menyarankan sembilan model rehabilitasi berdasarkan kedalaman amblesnya tanah, antara lain dengan meratakan sisi yang ambles, pemancangan pipa-pipa untuk memperkuat sisi yang lemah, mengisi rongga yang ada dengan campuran semen, tanah dan kerikil.

Relokasi disarankan untuk kawasan yang amblesnya termasuk kategori dalam karena biaya untuk rehabilitasi akan sangat mahal.

Tindakan pencegahan dini yang dapat dilakukan antara lain mengurangi penghisapan air tanah secara berlebihan sehingga tidak ada rongga antara lapisan tanah. Adanya rongga ini akan membuat kawasan itu sangat rentan untuk runtuh di masa depan.

Jika akan mengeruk tanah untuk membuat terowongan atau ruang bawah tanah, para perencana perlu mencermati kondisi geologi daerah tersebut lebih dahulu. Pemetaan kawasan berpotensi ambles dengan skala peta operasional sudah mendesak untuk dibuat dan bisa dijadikan pedoman semua pihak yang berkepentingan.

Dian Fiantis

Professor of Soil Science, Universitas Andalas

Budiman Minasny

Professor in Soil-Landscape Modelling, University of Sydney

Artikel ini dipublikasikan atas kerja sama Kompas.com dan The Conversation Indonesia dari judul asli "Mengapa Jalan Raya Gubeng Surabaya bisa ambles?". Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com