Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Badak dan Gajah, Biawak Asli Indonesia Ini Juga Terancam Punah

Kompas.com - 20/12/2018, 18:04 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Isu konservasi terkait satwa yang terancam punah saat ini sedang gencar dikampanyekan. Namun, hal ini masih terikat di lingkaran satwa besar, seperti harimau sumatera, gajah, dan badak. Padahal, masih banyak hewan lain yang patut mendapatkan perhatian khusus.

Sebagai contoh adalah biawak. Sekilas mendengar nama biawak, kita tidak menganggap hewan tersebut berada pada kategori terancam punah. Namun, di wilayah timur Indonesia, habitat endemik dari biawak pohon biru (varanus macraei), populasinya sedang terancam.

Reptil yang memiliki keindahan dengan tubuhnya yang berwarna biru ini, menurut Amir Hamidy selaku peneliti reptil dari LIPI, sedang berada di ambang kepunahan. Hal ini disebabkan oleh tingginya aktivitas jual beli biawak pohon biru untuk dijadikan hewan peliharaan, terutama di luar negeri.

“Pada saat LIPI mengkaji (biawak pohon biru), kita merekomendasikan biawak ini harus segera dilindungi. Biawak biru ini tidak boleh dipanen di alam," ungkap Amir, saat ditemui di Depok, Jawa Barat, Rabu (19/12/2018).

Baca juga: Jerat Tak Cuma Ancam Harimau, Bisa Musnahkan Semua Satwa di Sumatera

Dia melanjutkan, artinya, kita sudah concern (khawatir) bahwa populasinya sedikit, habitatnya yang hanya ada di pohon, ditambah Salawati luasnya tidak seberapa, rumahnya semakin sedikit.

Salah satu alasan mengapa aktivitas jual beli dari reptil ini masih tinggi adalah belum dilegalkannya perlindungan pada hewan ini secara undang-undang.

“LIPI sebagai scientific authority (otoritas ilmiah) merekomendasikan dilindungi. Di sudut pandang lain yang sudut pandang manajemen, akan melihat juga dong apakah ada kerugian ekonomi dari penghilangan perdagangan biawak biru?” ungkapnya.

Meskipun saat ini perdagangan biawak pohon biru diketahui adalah biawak yang berasal dari penangkaran, tetapi Amir tetap menyangsikan apakah itu benar-benar dari penangkaran. Dia pun mengusulkan investigasi dan monitoring langsung terhadap penangkar tersebut.

Baca juga: Mengenal Rangkong Gading, Sang Petani Hutan Sejati

Dengan kondisi biawak pohon biru yang saat ini terancam, ia mengajak seluruh masyarakat untuk lebih memberikan perhatian pada hewan ini dan tidak hanya terpaku pada satwa lain, seperti harimau, gajah, dan badak.

Begitu pula pada hewan spesies baru yang belum ditemukan namanya. Ia menyarankan untuk tidak melakukan aktivitas jual beli hewan secara sembarangan. Bukan tanpa alasan, Amir memiliki pengalaman pilu terkait hewan yang terlambat untuk diidentifikasi.

“Tahun 2015 itu, saya deskripsi satu jenis katak yang hanya hidup di hutan Indonesia. Saya kasih nama Rhacophorus Indonesiensis. Ternyata katak itu sudah jadi hewan yang dikoleksi sejak tahun 2009 dan habitatnya di wilayah hutan yang waktu itu akan dikonversi jadi ladang kelapa sawit dan mining area. Ketika sampai di sana, habitatnya sudah habis semuanya dan namanya baru ada tahun 2015,” jelasnya.

“Karena jenis itu kekayaan hayati kita. Jangan sampai, jenis itu sudah punah sebelum kita temukan,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau