Dalam sejumlah kasus, lahan-lahan perkebunan berhasil dihutankan kembali, dan tanaman sawit atau tanaman industri lainnya diganti dengan pohon-pohon asli setempat.
Namun, proses ini memakan waktu yang lama. Paling tidak perlu satu dekade bagi populasi harimau dan satwa lainnya untuk pulih kembali.
Baca juga: Jerat Tak Cuma Ancam Harimau, Bisa Musnahkan Semua Satwa di Sumatera
Kini, di kawasan suaka tersebut petugas telah memasang kamera pemantau (CCTV) di berbagai titik.
Mereka kemudian mencatat setiap harimau yang terekam kamera.
Para pemilik lahan juga didorong melanjutkan perkebunan mereka tanpa perlu menggunduli hutan asli. Caranya yakni dengan kembali ke lahan yang sebelumnya sudah ditinggalkan.
WWF belum lama ini menandatangani kerjasama dengan klub footy Richmond Football Club di Melbourne, yang memiliki julukan The Tigers.
Tujuannya untuk mempromosikan kampanye kesadaran harimau di Australia.
Pekan lalu, dua pemain Richmond, Nick Vlastuin dan Jack Graham, menghabiskan tiga hari di Sumatera menyaksikan patroli harimau di Rimbang Baling.
WWF Australia Ashley Brooks mengatakan sebagian besar kegiatan konservasi di Sumatera, termasuk patroli harimau, didanai donor dari Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.