Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Sumatera Kian Menipis, Populasi Harimau Tak Sampai 400 Ekor

Kompas.com - 03/12/2018, 12:34 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Selain harimau, satwa liar lain seperti rusa atau monyet juga terdampak secara langsung.

Kurangnya habitat membuat satwa liar memasuki perkampungan atau perkotaan, kemudian menyebabkan agresi dengan penduduk.

Bulan lalu, seekor harimau jantan terperangkap di kolong selokan di salah satu pertokoan di Indragiri Hilir.

Dokter hewan Andita Septiandini mengatakan, peristiwa tersebut mencerminkan tekanan pada satwa liar semakin meningkat.

"Habitat harimau di Indonesia semakin buruk. Harimau bersaing dengan harimau lain karena mereka tak lagi memiliki ruang untuk menjelajah," katanya.

"Mereka terpaksa masuk ke kampung karena semakin sulit mencari mangsa di hutan," tambahnya.

Upaya mencegah kepunahan harimau

Warga Tanjung Belit masih ingat ketika harimau terlihat setiap hari dan betapa berbahayanya masuk hutan.

Salah satu warga bernama Kasim, yang ayahnya mati dibunuh harimau pada tahun 1972, mengaku belum pernah melihat seekor pun harimau di alam liar.

"Sekarang hutan penuh dengan orang. Orang berkebun di hutan, jadi tak ada lagi harimau di sana," katanya.

Meskipun jumlahnya kian menyusut, WWF tetap optimis harimau Sumatera dapat diselamatkan dari kepunahan.

LSM itu kini fokus di wilayah bagian tengah Sumatera di mana harimau masih memiliki jangkauan menjelajah dan berkembang biak yang cukup luas.

Suaka Margasatwa Rimbang Baling di sepanjang punggung pegunungan Sumatera menjadi salah satu dari 18 lokasi di dunia yang diidentifikasi WWF berpotensi melipatgandakan populasi harimau.

Tujuannya bukan hanya menghentikan perburuan satwa tetapi juga menghentikan atau memperlambat hilangnya lahan hutan.

Petugas jaga hutan pun diturunkan berpatroli untuk melacak dan mengejar pemburu atau menghancurkan perangkap yang mereka pasang. Mereka juga bertugas mengincar jaringar perburuan satwa dan sindikat penebangan liar.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau