Jika tidak menerima sinyal testis, punggungan kelamin akan menunggu selama beberapa minggu untuk menjadi ovarium.
Lalu faktor-faktor dari testis atau ovarium akan mendorong sel germinal untuk menjadi sperma atau ovum.
Gonad atau kelenjar kelamin tidak hanya membuat sperma atau ovum. Gonad juga menghasilkan hormon yang mempengaruhi seluruh perkembangan embrio.
Testis embrio memproduksi testosteron yang mengarahkan perkembangan pria, membentuk penis dan skrotum. Estrogen memiliki dampak yang berlawanan–mendukung perkembangan alat-alat kelamin perempuan, dan mempersiapkan untuk pembentukan payudara di masa depan.
Apa dan di mana sinyal yang mencetus testis?
Kita tahu bahwa sinyal yang memulai perkembangan testis datang dari kromosom seks.
Gen manusia terdiri dari 23 molekul DNA panjang yang kita lihat sebagai kromosom di bawah mikroskop. Semua bayi punya 22 pasang kromosom biasa (satu pasang yang terdiri dari 22 gen dari ibu dan satu pasang lagi dari ayah).
Namun laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan pada pasang kromosom ke-23: anak-anak perempuan mempunyai dua salinan kromosom berbentuk sedang bernama X dan anak laki-laki mempunyai satu X tunggal disertai kromosom yang mungil bernama Y.
Nama-nama tersebut tidak mempunyai hubungan apa pun dengan bentuk mereka namun justru mencerminkan misteri dalam perbedaan mereka ("X” untuk hal-hal yang tidak diketahui).
Saat meiosis dalam testis, kromosom X dan Y dipisahkan ke dalam sperma-sperma yang berbeda–50% dari sperma yang diproduksi akan mengandung kromosom X dan 50% sisanya akan membawa kromosom Y. Semua ovum memiliki kromosom X tunggal.
Jadi, ketika fertilisasi, setengan kromosom dimulai dengan XX, sedangkan setengah sisanya dengan kromosom seks XY.
Kita tahu bahwa Y membawa sinyal testis sebab orang-orang yang hanya memiliki X tunggal adalah perempuan dan orang-orang dengan dua kromosom X dan satu Y adalah laki-laki.
Sehingga sinyalnya harus datang dari suatu gen di kromosom Y. Pada tahun 1990, sinyal tersebut dilacak datang dari ujung atas kromosom Y. Bagian ini ada di pria dan tidak ada di wanita yang hanya memiliki sebagian dari kromosom Y.
Suatu gen bernama SRY berhasil diidentifikasi dari suatu bagian kecil kromosom Y. Gen SRY telah dibuktikan sebagai “faktor penentu testis” melalui analisis yang dilakukan atas beberapa anak perempuan yang memiliki kromosom Y yang tampak normal tapi SRY mutan dan dengan memasukkan gen SRY ke dalam embrio tikus XX yang berkembang menjadi jantan.