Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi Sebagian Orang, Rasa Kesepian Berasal dari Gen

Kompas.com - 10/07/2018, 20:05 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Rasa kesepian yang pernah Anda rasakan ternyata tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Pada beberapa kasus, ada beberapa orang yang tetap merasa kesepian meskipun berada di tengah keramaian. Lantas, apa yang mempengaruhinya?

Penelitian terbaru mengungkapkan adanya faktor genetis dalam rasa kesepian yang Anda rasakan.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan respons survei yang dilakukan pada 487.647 peserta dari Biobank Inggris. Para peneliti dari Cambridge University mengidentifikasikan 15 wilayah gen terhubung pada rasa kesepian.

“Kita kadang berpikir bahwa kesepian murni dibentuk oleh lingkungan sekitar dan pengalaman hidup kita. Namun, studi ini mendemonstrasikan bahwa gen juga memiliki peran di dalamnya,” ungkap salah satu peneliti, John Perry.

Baca juga: Ahli Temukan 1.000 Gen Baru yang Berhubungan dengan Kecerdasan

Peneliti juga menemukan kecocokan genetik dengan sifat-sifat yang telah diidentifikasikan pada studi sebelumnya: depresi, obesitas, dan kesehatan kardiovaskular yang buruk. Kemungkinan, bergabungnya sifat-sifat tersebut meningkatkan risiko kesepian pada orang tertentu.

“Selalu ada kombinasi yang kompleks dari gen dan lingkungan, namun ini menunjukkan bahwa pada tingkat populasi, jika kita bisa menghindari obesitas, kita akan dapat menurunkan tingkat kesepian kita dengan baik,” tambahnya

Menurut mereka, sekitar satu dari empat orang yang berusia lebih dari 65 tahun di Inggris menderita karena kesepian yang mana hal ini terhubung dengan kematian dini.

Kali pertama

Walaupun kesepian telah dihubungkan dengan genetika sebelumnya, tetapi ini adalah kali pertama para ahli mampu mengidentifikasikan wilayah-wilayah gen yang terhubung denganr rasa kesepian.

Baca juga: Gen yang Bikin Anda Suka Manis-manis Menurunkan Lemak Tubuh, tetapi...

Memang, hasil penelitian didapatkan melalui laporan partisipan sehingga tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat, dan mungkin ada faktor-faktor lain yang masih tersembunyi, tetapi data ini cukup menjanjikan untuk ditindaklanjuti.

Lalu, meskipun pengkodean genetik yang diidentifikasi dalam penelitian ini tidak sepenuhnya menjamin atau sepenuhnya mewakili perasaan sepi, tetapi para peneliti berpendapat bahwa setidaknya 4-5 persen dari kecenderungan kita untuk merasa kesepian dapat diwariskan.

Lebih lanjut, petunjuk genetika ini sejalan dengan fenomena yang terjadi di sekitar kita: sebagian dari kita merasa sangat puas untuk dapat hidup sendiri, sedangkan sebagian lainnya merasakan hal itu sebagai penyiksaan.

Dengan kata lain, penelitian ini menunjukkan bahwa dua orang dalam situasi yang sama mungkin merasakan hal yang berbeda perihal kesepian atau tidak.

"Temuan kami menyoroti dasar genetik yang spesifik untuk isolasi sosial dan interaksi sosial. Kami menemukan bukti untuk efek genetik bersama di seluruh sifat sosial, di samping jalur yang lebih spesifik yang mendorong keterlibatan dalam kegiatan tertentu," tandas mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau