Oleh Jenny Graves
TERDAPAT banyak faktor budaya dan sosial yang terlibat dalam pembentukan seorang bayi menjadi laki-laki atau perempuan. Namun secara biologis, seks mulai terbentuk saat Anda hanyalah seonggok kecil sel yang berada di uterus ibu.
Kita mempunyai gambaran umum yang cukup jelas mengenai bagaimana “kelelakian” atau “keperempuanan” berkembang di embrio manusia, dan bagaimana hal tersebut lalu diterjemahkan menjadi kemampuan untuk membuat sel telur atau sperma.
Kita juga berada di awal pemahaman jumlah gen-gen yang berkontribusi terhadap variasi yang muncul dalam perkembangan, perilaku, dan identitas seksual manusia.
Fleksibilitas dini yang ditemukan dalam sistem ini sangat menarik. Hal tersebut mengingatkan saya akan Pushmi-pullyu (“push-me-pull-you”) karya penulis Hugh Lofting, suatu tokoh ikonik di seri cerita Doctor Dolittle yang selalu gelisah mengenai arah yang harus dia ambil.
Sel germinal dan gonad
Kebanyakan dari sel di badan kita ditakdirkan untuk mati. Tapi ada beberapa sel dalam embrio yang lalu dapat mempertahankan kemapuannya untuk menjadi seorang manusia yang utuh. Sel-sel tersebut–dikenal sebagai “sel germinal primordial"–pada akhirnya menjadi sperma atau sel telur (ovum).
Akan tetapi mereka harus menempuh suatu perjalanan yang panjang. Sekitar tiga minggu setelah pembuahan, 50 sel germinal primordial ditaruh di selaput di luar embrio. Mereka melipatgandakan diri dan berpawai menuju embrio, bergerak langsung melalui usus embrio. Sel-sel tersebut mencapai gonad embrio dalam enam minggu.
Nanti mereka akan menerima sinyal yang mengarahkan mereka untuk menjadi sperma (yang dibuat dalam jumlah miliaran sepanjang kehidupan seorang lelaki) atau menjadi 20.000 ovum yang dimiliki seorang perempuan saat ia lahir.
Ovum dan sperma unik karena mereka masing-masing memiliki setengah dari jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel lain. Setiap orang memiliki dua salinan dari gen manusia di setiap sel tubuh, satu salinan dari ibu dan satu salinan dari ayah. Sel germinal harus berubah menjadi satu gen tunggal yang terdiri dari percampuran gen-gen kedua orang tua.
Hal ini dilakukan dengan suatu teknik pembelahan sel bernama ”meiosis“ di mana 46 kromosom melipatgandakan diri sekali, namun sel tersebut membelah dua kali.
Semua ini terjadi di organ tubuh gonad: testis di pria dan indung telur di wanita.
Gonad dimulai sebagai punggungan sel yang ada di kedua sisi calon tulang punggung sekitar lima minggu setelah pembuahan. ”Punggungan kelamin“ ini dimulai sama di semua embrio.
Namun untuk embrio yang ditakdirkan untuk menjadi laki-laki, punggungan kelamin menerima sinyal yang disebut ”faktor penentu testis“ pada minggu kesepuluh setelah pembuahan. Sinyal tersebut memulai perkembangan testis dan menekan perkembangan indung telur.