Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monyet Purba Berevolusi Jadi Mirip Kungkang Setelah Tiba di Jamaika

Kompas.com - 14/11/2018, 10:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Sekitar 10 juta tahun yang lalu, sekelompok keluarga monyet meninggalkan daratan Amerika Selatan dan berlayar ke Jamaika. Setibanya di sana, kehidupan monyet kuno itu berubah drastis, mereka jadi mirip seperti kungkang yang malas.

Selama beberapa generasi, kakinya berevolusi menjadi lebih lambat saat memanjat pohon tropis. Kemudian gigi molar atau gerahamnya tumbuh lebih besar sehingga gigi yang lain jadi kecil. Kelompok primata ini lebih banyak menghabiskan sisa hari di pohon sehingga lebih mirip kungkang malas dibanding monyet.

Monyet kungkang Jamaika yang aneh ini lebih dikenal sebagai Xenothrix mcgregori. Mereka benar-benar nyata dan telah punah sejak 900 tahun lalu.

Tak ada yang memungkiri bahwa kelompok primata ini adalah yang paling aneh yang pernah hidup di belahan dunia Barat. Namun, yang masih menjadi teka-teki adalah siapa yang membawa mereka sampai Jamaika dan siapa leluhur mereka sebenarnya.

Baca juga: The Lorax, Cerita Karya Dr. Seuss Diduga Terinspirasi Kisah Monyet Ini

Kini, sebuah studi terbaru yang terbit di jurnal Proceedings of National Academy of Sciences, Senin (12/11/2018), menawarkan bukti pertama bahwa nenek moyak X. mcgregori asal Jamaika mungkin adalah "penjelajah" asli Amerika Selatan.

Studi baru yang dilakukan tim zoologi Internasional dari AS itu telah menganalisis sampel DNA dari dua tulang kaki X. mcgregori yang hidup sekitar 1.500 tahun lalu.

Dengan bantuan Museum Sejarah Alam di Laboratorium DNA Kuno London, para ahli memetakan genom X. mcgregori dan membandingkannya dengan primata Karibia dan monyet lain yang masih hidup di daratan Amerika Selatan.

Seperti dilansir Live Science, Selasa (13/11/2018), analisis tersebut mengungkap bahwa kerabat terdekat X. mcgregori adalah subfamili primata Amerika Selatan yang dijuluki monyet titi (Callicebinae). Monyet titi merupakan kelompok monyet kecil penghuni pohon yang aktif dan lincah, mereka menghuni banyak hutan di Amerika Selatan.

"DNA purba menunjukkan bahwa monyet kungkang Jamaika sebenarnya adalah monyet titi dengan beberapa fitur morfologi tak biasa. Ia bukan merupakan monyet baru yang sepenuhnya berbeda," ujar rekan penulis studi Ross MacPhee dari American Museum of Natural History Department of Mammalogy.

"Evolusi dapat bertindak dengan cara tak terduga di lingkungan pulau, misalnya menghasilkan gajah miniatur, burung raksasa, dan tak terkecuali primata mirip kungkang," imbuhnya.

Dalam laporannya, para ahli menduga monyet titi dan X. mcgregori mengalami evolusi sekitar 11 juta tahun yang lalu.

Baca juga: Struktur Otak Monyet Ini Ungkap Perkembangan Komunikasi Manusia

Di masa lalu, Jamaika dan Amerika Selatan dipisahkan lautan. Kemungkinan, kelompok monyet itu tak sengaja berlayar menggunakan "rakit" vegetasi yang keluar dari sungai besar di Amerika Selatan sampai akhirnya terdampar di Jamaika.

Ketika mereka tiba di Jamaika dan mulai menjajah kawasan tersebut, mereka beradaptasi dengan lingkungan baru selama beberapa juta tahun hingga akhirnya punah karena adanya manusia.

"Kepunahan X. mcgregori yang berevolusi di sebuah pulau tanpa predator asli (pulau), menyoroti kerentanan besar keanekaragaman hayati pulau yang unik dalam menghadapi kehadiran manusia," kata rekan penulis studi Samuel Truvey dari Zoological Society of London.

Dalam hal ini, X. mcgregori mungkin tidak sendirian. Sisa-sisa fosil berbagai spesies monyet Karibia unik lain yang berusia hingga 18,5 juta tahun lalu, menunjukkan adanya beberapa kelompok primata "penjajah" yang mendarat di berbagai pulau Karibia selama berabad-abad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com